29. Benci?! Tentu Saja!

5.1K 242 51
                                    

Davian meninggalkan Livia di kamarnya dan berpapasan dengan Shopia di depan pintu kamarnya.

"Dia sedang tidur, bibi bisa kembali lagi nanti."

"Baiklah, bibi akan kembali lagi nanti." balas Shopia masih berdiri dengan nampan berisi makan siang untuk Livia dengan senyuman lembut yang selalu menghiasi wajahnya.

"Baik aku pergi dulu. Jika dia sudah bangun suruh dia untuk segera menghubungiku, seperti biasa." perintah Davian yang hanya mendapat anggukan dari Shopia, setelah itu dia berlalu pergi menuju kantornya.

Dalam perjalanan ke kantornya, Davian sibuk mencari sesuatu. Dia menggeledah saku jasnya hingga mengobrak-abrik tas kerjanya. Raut wajahnya kecewa ketika tidak menemukan barang yang dia cari.

"Ah sial!" umpat Davian tidak menemukan ponselnya dimanapun.

"Ada apa tuan?" tanya Taylor penasaran.

"Ponselku pasti tertinggal,"

"Apa kita harus putar arah? Tetapi, Mr. Tian sudah menunggu anda tuan," jawab Taylor masih fokus dengan kemudinya.

"Tidak perlu, aku akan menyelesaikan rapatnya dengan cepat."

Sementara itu hati Davian tidak bisa tenang, dia bahkan lupa menaruh ponselnya di mana.

Di lain tempat, Shopia sedang menjalankan tugasnya seperti biasa. Sebagai kepala pelayan dia mempunyai tanggung jawab penuh untuk membuat mansion Davian tetap bersih dan nyaman. "Nanda, bersihkan ruang kerja tuan Davian dengan benar, jangan sampai kau memecahkan vas nya lagi."

"Baiklah bi, kemarin kan aku tidak sengaja." balas Nanda cengar cengir mengingat kecerobohannya kemarin, hampir saja dia di pecat jika Shopia tidak membelanya.

"Dan Rita, antarkan makan siang untuk Livia, mungkin dia sudah bangun." perintah Shopia melihat jam di pergelangan tangannya.

Sudah satu jam semenjak Davian pergi, tetapi ada yang aneh di sini. Biasanya jika sudah bangun, Livia akan turun ke bawah setidaknya dia akan membantu Shopia di dapur, tetapi hari ini dia tidak muncul.

"Kemana perginya gadis itu? Apa dia masih tidur?" gumam Shopia bertanya pada dirinya sendiri.

Saat Rita hendak menaiki lift, Shopia menghentikannya.

"Tunggu! Biar aku saja, kau lanjutkan saja tugasmu." Shopia memutuskan untuk mengantarnya sendiri, sekaligus memeriksa apakah gadis itu baik-baik saja.

Rita mengangguk dan kembali melanjutkan tugasnya.

Setelah sampai di lantai tiga, Shopia mengetuk pintu kamar Livia, dia terus mengetuk tetapi tidak ada jawaban. Kemudian dia membuka knop pintu, dan perlahan masuk. Dia meletakkan nampan berisi makanan di atas nakas, mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar dan tidak menemukan siapapun di sana. Kemudian dia sedikit berlari ke balkon, juga kolam renang Davian, dan dia tetap tidak menemukan Livia.

Kemana dia, batin Shopia sedikit bingung. Hingga terdengar gemericik air di kamar mandi, Shopia yakin itu pasti Livia. "Sayang apa kau di dalam? Keluarlah bibi membawakan sarapan untukmu."

Masih tidak ada jawaban. Kemudian Shopia berjalan perlahan ke kamar mandi, tak sengaja dia menemukan ponsel terjatuh di lantai dan mengambilnya.

Shopia membekap mulutnya sendiri ketika dia membaca pesan dari Jack, seketika Shopia panik dan menggedor pintu kamar mandi.

"Livia!! Buka sayang! Apa yang sedang kau lakukan di sana?!" teriak Shopia masih menggedor pintu kamar mandi.

Hening. Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.

Love Is You 21+ [Fast Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang