Saat ini Livia sudah berada di depan rumah Peter. Rumah itu tampak sepi, pintu dan jendelanya tertutup rapat. Entah dimana Peter saat ini, yang jelas Livia akan menjelaskan kejadian sebenarnya kepada Peter agar dia tidak salah paham. Dan juga dengan penuh keterpaksaan Livia akan membatalkan pertunangannya. Livia sungguh merasa tidak pantas untuk mendampingi Peter setelah apa yang dia perbuat tadi malam, dia benar-benar harus merelakan Peter pergi darinya.
Livia melirik jam dipergelangan tangannya, jam menunjukkan pukul 10 siang. Hampir 2 jam dia terjebak macet, perjalanan yang seharusnya 1 jam harus dia tempuh dengan waktu hampir 3 jam. Livia mengetuk pintu rumah Peter, namun sama sekali tidak ada jawaban. Dia mengetuk pintunya kembali, dan akhirnya pintu terbuka. Terlihat seorang wanita paruh baya yang menatapnya tajam. Wanita itu adalah tante Linda, yang tidak lain adalah ibu Peter.
"Untuk apa kau kesini?" tanya Linda ketus.
Livia yang menyadari perubahan sikap Linda pun menghela nafasnya, "Bolehkah saya masuk tante?"
Linda mempersilahkan Livia masuk, dari kejauhan terlihat seorang Pria paruh baya berjalan mendekatinya. Pria itu adalah om David, ayahnya Peter. "Silahkan duduk Livia," David mempersilahkan Livia duduk, sikapnya masih sama seperti dulu, ramah.
Livia kemudian duduk di sofa ruang tamu, "Saya kemari ingin bertemu dengan Peter tante, bolehkah saya.."
"Untuk apa kau mencarinya? Untuk apa kau masih mempedulikan dia?"
"Saya akan menjelaskan semuanya, mohon om dan tante berkenan mendengar penjelasan saya," jawab Livia menatap Linda penuh harap.
"Tante tidak butuh penjelasanmu! Karnamu om dan tante harus berurusan dengan keluarga Hernandez! Jadi lebih baik kau pergi!" bentak Linda yang secara mengejutkan membicarakan keluarga Hernandez.
Livia sangat terkejut, sebenarnya ada apa, mengapa tante linda tiba-tiba menyebut keluarga paman Jack.
"Sudahlah Linda kau tidak perlu mengungkit masalah ini," balas David menenangkan istrinya.
"Cukup! Kau tidak perlu terus membelanya! Pergi dari sini atau aku akan menyeretmu keluar!" Linda bangun dari kursinya dan menarik paksa tangan Livia. "Keluar dari sini! Dan jangan harap kau bisa bertemu dengan Peter, tante tidak akan membiarkan itu terjadi!" tambah Linda geram dan mengusir Livia.
"Tante saya mohon ijinkan saya bertemu dengan Peter sekali saja tante, setelah itu saya janji tidak akan mengganggu keluarga om dan tante lagi," Livia menangis, memohon agar Linda mengizinkannya bertemu Peter namun sayang, Linda menutup pintu dengan kasar dan berlalu masuk kedalam rumah.
"Tante! Buka pintunya! Saya mohon tante, sekali saja!" teriak Livia menggedor pintu, berharap Linda membukakan pintunya.
Seketika pintu terbuka kembali, David membuka pintu dan menatap Livia dalam. "Maafkan om Livia, Peter tidak ada dirumah. Dia sangat frustasi karna kamu meninggalkannya disaat kalian akan bertunangan. Saat ini dia berada di Spanyol, dan setelah ini kami akan menyusulnya. Om berharap kamu melupakannya, dan jangan ganggu keluarga kami lagi."
"Om, Livia punya penjelasan untuk semuanya om. Livia mohon, sekali saja izinkan Livia menjelaskan semuanya kepada Peter om." balas Livia lirih, meneteskan air matanya.
David menggelengkan kepalanya, "Om tidak bisa melakukan itu, maafkan om Livia. Tetapi om tidak mau berurusan lagi dengan keluarga Hermandez. Lebih baik kamu pergi dari sini." belum sempat Livia berbicara, David sudah menutup pintunya rapat.
"Om Livia mohon om! Tante! Izinkan Livia menjelaskan semuanya pada Peter, Livia mohon tante!" Livia berteriak dan berusaha mengetuk pintu sekeras mungkin, namun tidak ada jawaban dari David dan Linda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...