6.JATUH

5.5K 715 50
                                    

Vira tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vira tersenyum. "Makasih ya, ra. Berkat ucapan lo. Gue jadi mengerti. seperti yang lo bilang rasanya gue begitu tertekan sampai bisa bunuh diri, tapi gue orang yang kuat kok"

"Sekolah ini adalah tempat yang kejam, jangan pernah meremehkan senioritas disini. Walaupun lo anak orang kaya sekalipun pasti akan mati jika sudah membangkang. Apalagi anak OSIS, mereka adalah orang licik. Semoga lo bisa hidup dengan baik"

Vira menepuk bahu Ratu pelan dan berjalan keluar dari WC itu. Ratu diam, ia menatap sebuah cermin didepannya dengan tatapan kosong.

Ia merasa sangat bersalah, padahal ia tadi ingin membujuk Vira untuk mati saja dan mulai merencanakan rencananya yang sebenarnya.

Namun karena ucapan dari Vira membuat Ratu enggan untuk melakukan hal tercela itu.

Tak selang beberapa waktu, saat Ratu selesai makan di kantin bersama William. Matanya teralih kearah tangga, tepat dimana Vira berjalan naik keatas rooftop.

Ratu jadi panik, ia segera berjalan cepat naik keatas tangga. Sampainya ditangga lantai atas ia melihat Vira yang berdiri di pembatas ujung gedung.

Dada Ratu sesak, padahal ia sudah bilang kepada Vira untuk tidak mati. Sebelum Vira melompat, gadis itu membalikkan tubuhnya menatap Ratu dan tersenyum manis dengan tatapan hangat.

Rasanya dada Ratu terada bergemuruh. Vira pun menjatuhkan dirinya dari atas rooftop. Kaki Ratu langsung lemas, tak mampu menopang tubuhnya lagi.

Ratu terjatuh dan terduduk di tangga. Setelah beberapa menit terdengar suara jeritan dan kegaduhan dilantai dasar. Bergegaslah Ratu berdiri dan langsung turun menghampiri keramaian itu.

Di keramaian itulah tempat terakhir kali ia melihat Vira dengan keadaan yang mengenaskan.

Ratu dan Raja hanya diam di taman yang terasa sangat ramai. Ratu mengusap air matanya yang tiba-tiba mengalir di pipinya.

Wajah Raja tampak tidak baik baik saja. Ia menggenggam tangannya erat, rasanya amarahnya melonjak.

"Pada akhirnya lo tetap sama saja, ya" Ucap Raja dengan nada yang bergetar sangking marahnya.

"Untuk kedua kalinya lo benar-benar merencanakan hal licik seperti ini. Pada akhirnya bukankah mereka mati seperti keinginan lo?" Ucap Raja. "Apa pikiran lo gak bisa berpikir? Kenapa lo selalu menganggap kematian orang sebagai sebuah pijakan?"

"SEKARANG LO SENANG KAN!" bentak Raja menatap Ratu dengan wajah yang memerah, ia sangat marah.

"UNTUK KEDUA KALINYA LO MENJADIKAN KEMATIAN ORANG SEBAGAI PIJAKAN UNTUK NAIK MENJADI PENGUASA!"

I'M ANTAGONIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang