19.TENTANG ANASTASIA

3.2K 495 15
                                    

Raja menghela napasnya panjang saat melihat tumpukan sampah botol marjan berserakan di sekeliling apartemen nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raja menghela napasnya panjang saat melihat tumpukan sampah botol marjan berserakan di sekeliling apartemen nya.

Rasanya bau manis dari marjan Melon terasa memanjakan indra penciumannya. Sejenak ia mengingat lagi parfum wanita yang sudah lama tak ia cium lagi.

"Ibu, apa yang sebenarnya terjadi saat itu?" Raja duduk di sofa ruang tamu dan memejamkan matanya erat.

"Gue jadi rindu ibu" Ucap Raja mencoba mengingat kembali kenangan kelam yang tak pernah ia inginkan.

Dimana saat Raja masih tinggal bersama ibu kandungnya, anastasia. Tinggal di rumah sederhana yang telah di biayai oleh keluarga jefri.

Walaupun anak haram sekalipun. Jefri tentu saja tidak akan ingin jika nama keluarganya hancur hanya karena anak haramnya tinggal di jalanan dan menjadi gelandangan.

"Raja, katanya hari ini kamu dapat nilai A+ lagi, ya?" Tanya anastasia tersenyum hangat. "Kamu hebat"

Raja yang masih berumur 15 tahun tersenyum lebar saat itu. "Raja bukan anak kecil lagi. Walaupun nakal, Raja sangat pintar"

Anastasia terkekeh dan langsung mengecek tubuh anaknya itu dengan teliti. "Hari ini kamu gak berantem lagi, kan?"

Raja menggeleng cepat, tak ingin ibunya khawatir. Kebohongan terbesar Raja adalah saat ia berbohong kepada Anastasia.

Dimana saat Raja tumbuh di lingkungan yang keras, ia selalu di ejek dan di hina sebagai anak haram.

"Hahaha.. Lihat! Dia anak pelacur!"

"Anak haram.. Anak haram.. "

"Awas, ada anak haram!"

"Anak haram itu pembawa sial!"

"Pasti dulunya ibunya kerja di hotel"

Raja memejamkan matanya erat mencoba melupakan ingatannya dan membukanya secara perlahan. Lagi-lagi tatapan matanya tertuju kepada foto ibunya.

"Andai saja Raja berkata bahwa Raja di bully bukan membully. Apa ibu akan pindah ke rumah yang lain dan masih hidup bersama Raja?" Ucap Raja mengusap bingkai foto ibunya dengan lembut, seperti sedang membelai tangan ibunya yang terasa rapuh.

"Kenapa Raja harus lahir dalam sebuah kesalahan, Raja tahu kalau cara ibu mencari uang itu salah. Tak adakah cara lain untuk mendapatkan uang?" Ucap Raja, air matanya menetes jatuh membasahi lantai.

I'M ANTAGONIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang