"Lo lagi-lo lagi. Bosen banget gue liat muka lo!" Bentak Ratu kepada seorang lelaki didepannya.
"Seharusnya gue yang bilang begitu" Lelaki bernama Raja itu merotasikan bola matanya malas.
"Awas aja ya lo! Sekolah ini, bakalan gue kuasai!" Tantang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"SAYA MENOLAK!" balas Raja membuat wajah Hero mendadak kaget.
"Dalam sejarah, tidak pernah ada yang menolak saya selain istri saya saat SMA, mulai sekarang kamu ak--" Ucapan Hero terpotong kilat oleh Raja.
"Jangan ucapkan kalimat klise dalam novel romantis lagi, Pak. Saya sudah bukan anak SMA lagi" Ucap Raja menghela napasnya.
Hero tampak berpikir keras, ia menatap Raja tajam dari atas ke bawah. Secara fisik Raja sudah pantas untuk naik jabatan, dengan begitu ia akan semakin terkenal dan tak akan melajang selamanya.
"Saya juga serius untuk menjadikan kamu Inspektur polisi satu" Tegas Hero membuat Raja lagi-lagi menghela napas.
"Saya tidak menginginkan posisi itu, saya sudah cukup puas dengan posisi saya. Uang hasil cek kosong yang Anda berikan bahkan masih cukup banyak untuk tiga turunan di generasi saya" Jawab Raja membuat Hero mendadak tertohok. Saat itu memang benar, Raja tidak tanggung-tanggung dalam memanfaatkan cek kosong itu.
"Dasar anak muda jaman sekarang, tidak punya ambisi sekali" Cibir Hero. "Padahal saya sudah mau pensiun, kamu harus menggantikan saya! Titik" Perintah Hero.
Raja tampak memasang wajah acuh dan melangkah pergi dari ruangan itu membuat Hero langsung menghentikan langkah Raja cepat.
"Jika pangkat mu semakin tinggi, akan banyak informasi yang kamu ketahui, Raja" Ucap Hero tampak memancing hasrat Raja. "Dengan begitu, mungkin kamu dapat mengetahui informasi tentang Ratu, di luar negeri sana" Ucapnya membuat Raja berbalik.
"Saya bukannya tidak mau, hanya saja saya masih merasa kurang pantas berada di posisi itu" Balas Raja menunduk, merasa tak pantas dengan dirinya sendiri.
Hero menganggukkan kepalanya paham, ia beranjak dari tempat duduknya dan melangkah mendekati Raja dengan langkah pelan.
"Mana mungkin saya memberikan kesempatan kepada orang yang tidak layak" Ucap Hero menepuk bahu Raja pelan dan tertawa kecil.
"Tempat ini bukan tempat amal. Kami memberikan posisi dengan kemampuan, bukan dengan rasa kasihan" Ucap Hero tampak meyakinkan, Raja tak bisa menjawab.
"Baiklah, jika itu yang anda inginkan" Jawab Raja menunduk hormat membuat Hero menganggukkan kepalanya, senang.
"Kamu memang bisa di andalkan, cepat lah menikah. Saya juga ingin segera menimang cucu" Ucap Hero membuat Raja menatap Hero dengan wajah sinis.
"Anda bukan ayah saya!" Tegas Raja membuat Hero memegangi dadanya, berpura-pura terluka.
"Padahal saya sudah mengganggap kamu seperti malika, yang di rawat seperti anak sendiri. Kamu benar-benar jahat" Ucap Hero bercanda.
