Memulai kembali ³

51 40 0
                                    

Dimas berlari secepat mungkin, Hatinya dilanda kekhawatiran anak sulung nya  sudah di ambang kematian.

"DOKTERRR DOKTERRR" Teriak dimas saat tiba di rumah sakit.

Matanya sudah merah menahan nangisan yang bisa kapan saja meledak, tangannya menggendong erat sang anak.

Hendra yang sedari tadi di samping dimas pun tak henti-hentinya memanjatkan doa.

"DOKTERRRRRRR" Teriak dimas frustasi.

Tak lama datang seorang dokter dan suster menghampiri mereka.

"Ada apa ini? Sus cepat siapkan ruang UGD, Sekarang!!!!" Ucap sang dokter.

"Hadi tolong tangani anak ini dengan sebaik mungkin" Ucap Hendra.

"Tenang, sekarang urus administrasi nya dulu aja, saya usahakan yang terbaik." Jawab Dokter Hadi.

"Pake ruang UGD VVIP punya saya.Urusan administrasi gx perlu karna ini rumah sakit pribadi punya saya." Jawab Hendra.

"CEPET TANGANIN ANAK SAYA DULU DOKK" Ucap dimas.

"Tenang pak,mohon bantu doa nya pak, saya permisi" Ucap dokter Hadi.

Meira pun ditangani oleh dokter Hadi,Dimas sedari tadi meira masuk ke dalam ruang UGD ia tak henti-hentinya berjalan bulak-balik di depan pintu ruang UGD itu.

"Dim,udh tenang aja duduk sini" Ucap Hendra.

"Gimana bisa tenang dra anak gw dra penyakit nya kambuh lagi, dan lu tau apa artinya kalo penyakit itu kambuh lagi. " Ujar dimas.

"Gw tau mangkannya lu bantu doa aja" Ucap Hendra.

Hendra tau bagaimana kondisi meira saat ini karena memang keluarga Hendra dan dimas termasuk keluarga yang cukup dekat, dimas Hendra dan revan adalah tiga bersahabat yang merintis karier dan keluarga bersama-sama.

Saat Dimas dan Hendra fokus pada ruangan UGD meira tiba-tiba saja terdengar suara gaduh dari aula rumah sakit.

"DOKTER APA RUANGAN NYA SUDAH SIAP" Ucap orang itu.

"Sudah bu, saya tangani dan ibu mohon tenang" Ucap sang suster.

"Tangani mereka dengan ekstra,saya gx mau mereka kenapa-kenapa , FAHAM!! " Ujar orang itu.

"Baik bu saya usahakan, saya permisi"ujar suster itu.

Hendra dan dimas pun menoleh ke arah sumber gaduh itu dan betapa terkejut nya mereka saat melihat Tiffany yang sudah berantakan dengan darah yang menempel pada baju dan celana nya.

"Tiffany!!"Ucap Hendra seraya berjalan menghampiri istrinya dan langsung memeluknya.

"Ada apa sayang??" Tanya Hendra.

"Hiks...kirana... Sabit... Khenzie mass.."lirih Tiffany dalam pelukkan suaminya.

Dimas yang mendengar nama istri dan anaknya pun menghampiri sepasang suami-istri itu.

"Kirana  sabit kenapa memangnya fany?" Tanya dimas.

Tiffany pun melepaskan pelukan pada suaminya dan menghadap dimas dengan mata yang sembab.

"I-itu mereka... Kecelakaan" Lirih Tiffany.

"APA KECELAKAAN!!"Ucap dimas.

Sontak tubuh dimas tumbang mendengar anak dan kedua anaknya sedang dalam kondisi yang kurang baik itu.

"Cobaan apa lagi ini.." Lirih dimas.

"Semua nya akan baik-baik saja dimas percaya kepada Tuhan" Ucap Hendra.

Dreamcatcher. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang