Dendam Tersembunyi ¹

52 36 15
                                    

Dimas tersenyum lalu kembali memeluk maharani dengan erat,tak lama dimas memeluk maharani handphone dimas pun berbunyi menandakan ada panggilan telepon yang masuk.

"Halo..?" Ucap dimas seraya mengangkat telponnya.

"Halo?Apa anda bisa mendengar ucapan saya?.." Tanya dimas yang mulai kebingungan lantaran si penelpon belum berbicara sedikit pun.

"Siapa mas?" Tanya maharani.

"Gx tau ini, gx ada suaranya apa aku matikan aja kali yah" Ucap dimas.

"Halo.."

"Haloo...udah lah aku matiin aja,palingan telpon salah sambung"ucap dimas

Saat dimas ingin mematikan sambungan telpon itu tiba-tiba terdengar suara rintihan seseorang.

"A-ayahhhhhhhh...To-Tolong...a-aku...i-ini sakit.."

Tubuh Dimas Menegang Saat mendengar rintihan itu,Suaranya tidak asing namun Dimas Berusaha Untuk Tetap Tenang.

"Mas.." Ucap maharani menyadarkan dimas dari lamunan nya.

Dimas menoleh dan menatap maharani dengan tatapan kosong,maharani semakin bingung dan takut dengan perubahan sikap dimas ini.

"Mas ada apa?" Tanya Maharani seraya mengguncang pelan tubuh kekar Dimas.

"Sabit~" Ucap Dimas Tiba-tiba.

Seketika Maharani Asraf dan Juga Adria terkejut dan menatap tajam ke arah dimas.

"Sabit kenapa Pak?" Tanya asraf.

Dimas bukannya menjawab ia malah memberi handphone nya ke arah asraf lalu menatap tajam asraf seraya berkata.

"Cari tahu ini nomor siapa.SEKARANG!!" Ucap Dimas.

Asraf sedikit terkejut dengan kenaikan nada bicara Dimas,tak lama asraf mencari tahu siapa pemilik nomor itu,asraf dikejutkan oleh fakta yg tertera pada komputer nya.

"Pak~ i-ini nomor lama sabit.." Jawab Asraf.

*BRAKKKKK..*

Dimas memukul meja didepannya dengan keras hingga darah segar pun mengalir sedikit demi-sedikit.

Maharani semakin panik, ia yakin terjadi sesuatu saat dimas menerima telpon itu.

"Mas astaga tangan kamu berdarah,mas liat aku mas!!!"ucap maharani.

"Mas ada apa?jawab aku!!" Lanjut  maharani.

"Tadi nomor itu menelpon ku, lalu ada suara rintihan seseorang yg berkata 'ayah tolong aku,ini sakit' dan suara itu mirip dengan suara sabit." Jawab Dimas.

Seketika ruangan hening,kaki maharani melemas seakan tidak berdaya untuk menahan beban tubuhnya sendiri,untung saja dimas sigap menangkap tubuh maharani lalu membawa maharani untuk duduk di sofa.

"Adria ambilkan air mineral,asraf cepat kabari Hendra Revan Dan Hadi untuk segera datang ke sini." Pinta Dimas.

"Baik Pak" Jawab Adria dan asraf secara bersamaan.

"Rani~" Ucap dimas seraya merapihkan rambut maharani.

"Mas..gimana kalo itu beneran sabit mas!?kita kalah cepat lagi dengan ayah mas.." Lirih maharani.

Dimas menghela nafas lalu menatap maharani seraya mengusap hangat pipi maharani.

"Sutt...Kamu gx perlu khawatir.Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga keamanan kalian" Jawab dimas.

Dreamcatcher. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang