Mutiara Hospitals ¹

40 33 8
                                    

Dimas tak henti-henti nya memanjatkan doa agar sabit selamat,setelah mereka keluar dari hutan mereka benar-benar panik karena wajah sabit semakin pucat.

"Rev bisa lebih cepet gx si!!!" Ucap dimas yang meminta revan melajukan mobil nya lebih cepat lagi

"Ini udah cepet dim,sabar dikit napa si, gw juga panik ni. " Jawab revan.

Hendra merogoh saku nya untuk mengambil handphone nya untuk menelpon pihak rumah sakit.

"Halo.siap kan UGD Sekarang.Saya dalam perjalanan." Ucap Hendra yang langsung mematikan sambungan telpon itu.

Handphone tiara berdering pertanda ada panggil telpon masuk. Tiara melihat sekilas telpon itu dan yah ternyata rasya yang menelpon nya.

"Halo ra,kamu gpp kan? Sabit gimana?" Tanya rasya.

Tiara menatap sendu sabit, ia berusaha menahan tangis nya agar rasya dan yang lain juga tidak ikut panik.

"Sa-sabit... Terluka~" Ujar tiara.

"Luka nya apa banyak?" Tanya rasya lagi.

"So-soal I-itu lebih baik kita bertemu di mutiara hospitals aja yah, bye ras." Jawab tiara yang langsung memutuskan sambung telponnya.

"Kerja bagus ra" Ucap Vita seraya menepuk pelan pundak tiara.

Hingga akhirnya mereka tiba di mutiara hospitals, lalu mereka dengan tergesa-gesa membawa sabit keruang UGD untuk di tangani, dan ternyata di depan ruang UGD itu sudah ada Khenzie Rasya Asraf Adria Dias dan Hadi.

"MEISYAHHH!!!!" Teriak Khenzie yang terkejut melihat sabit berlumuran darah.

"Minggir khen, biar sabit cepet ditangani dokter.HADI CEPAT!!" Ucap Hendra.

Hadi dengan sigap membantu para suster untuk menangani sabit.

"Tolong bantu doa, gw bakalan lakuin yang terbaik." Ucap Hadi seraya menutup pintu UGD.

Khenzie terjatuh karena saking lemas nya, Hendra membantu khenzie untuk duduk di kusi seraya membantu menenangkan nya.

"Kenapa... Kenapa jadi gini ayahh..." Lirih khenzie yang sudah menangis dengan rasa sakit di dada nya.

"Maaf nak ayah gagal menjaga sabit~" Ucap Hendra seraya memeluk sang anak.

"Gx ayah gx salah~siapa yang berani melakukan ini ayah?" Tanya khenzie.

Hendra tampak diam dia tau jika Hendra memberi tahu siapa pelakunya pasti khenzie akan menghancurkan nya sampai tidak ada sisa.

"Jawab ayah JAWABBBBB!!" Teriak histeris khenzie.

"Khen ini rumah sakit tenang lah~" Jawab Hendra.

"Bagaimana khen bisa tenang ayah Meisyah ayah meisyah. Khenzie udah kehilangan dia selama 10 tahun!!! Khenzie gx mau kehilangannya dia lagi ayah. Cukup kehilangan meira kalo sampe kehilangan meisyah juga khenzie gx sanggup ayah~" Lirih khenzie.

Khenzie benar-benar hancur, ia bahkan tidak sanggup untuk berdiri lagi,kenyataan yang begitu kejam, kehidupan yang begitu tidak bersahabat.

Khenzie selalu berusaha untuk kuat setelah kehilangan meira tapi untuk kehilangan meisyah khenzie tidak yakin dia bisa tahan untuk hidup lagi.

Penantian nya selama 10 tahun memang terbalas kan dengan pertemuan nya dengan sabit tapi kenapa mereka harus berpisah dalam keadaan yang seperti ini.

"Maafin khen meira khen melanggar janji kita~" Ujar khenzie yang tidak henti-hentinya menangis.

Dimas terus menatap pintu masuk rumah sakit ia berharap Kirana benar-benar menepati janji nya untuk segera menemui nya.

Dreamcatcher. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang