Promised Garden.

51 35 2
                                    

Seorang gadis kecil tersenyum menatap pantulan dirinya di sebuah cermin setinggi tubuhnya,bibir mungilnya tak henti-hentinya tersenyum.

"Baju pilihan bunda gx pernah mengecewakan yah"ujar nya seraya merapihkan rambut yang bergelombang itu.

*TOK TOK TOK*

 Suara ketukan pintu tidak membuat gadis kecil itu melangkah pergi dari cermin ,gadis kecil itu enggan melangkah untuk membukakan pintu ia sudah terlalu nyaman melihat pantulan dirinya di cermin.

"Aca pintunya bunda buka yah.."ujar bunda citra seraya membuka pintu secara perlahan.

Bunda Citra tersenyum melihat Nissaca yang begitu cantik ketika mengenakan pakaian itu.

"uhh cantiknya anak bunda~"ucap bunda citra seraya mengusap pelan kepala nissaca.

Nissaca tersenyum lalu membalikkan badannya hingga menghadap langsung dengan bundanya,lalu nissaca menatap bundanya tanpa mengatakan apapun.

"Hei ada apa?"tanya bunda citra.

"Bunda aca mau nanya boleh?"ujar nissaca.

"boleh dong sayang,mau nanya apa."jawab bunda seraya mencubit pelan pipi nissaca.

"kenapa aca gx tau kalo sebenarnya aca punya ayah?"tanya nissaca.

Bunda Citra seketika diam,bingung harus bagaimana,lidah nya seketika menjadi kaku sulit mengucapkan kata.Nissaca masih terlalu kecil untuk tau apa yang terjadi 10 tahun lalu itu.

"bunda jawab~"ujar nissaca seraya mengguncang-guncangkan tubuh bundanya.

Nissaca tau jika bunda dan kakak nya itu menyembunyikan sesuatu dari nya.

"karena ayah terlalu sibuk bekerja hingga jarang pulang sayang"ucap revan saat tiba di depan pintu kamar nissaca.

Hufhh.. untung revan tiba di kamar Nissaca tepat waktu kali ini Bunda Citra selamat keluar dari keadaan menengangkan.

"tapi kalo ayah sibuk kerja bunda gx akan bilang kalo aca gx punya ayah!!aca tau aca masih kecil tapi asal bunda dan ayah tau,saat aca di sekolah aca selalu dibilang gx punya ayah,disekolah aca cuman punya satu temen yaitu khenzo,cuman khenzo yang mau temenan sama anak yang gx punya ayah kayak aca."ujar aca seraya menatap dalam mata revan.

Revan dan Citra ibarat dihantam batu besar yang menimpahnya,Nissaca selama ini tidak pernah mengeluh ataupun menunjukkan rasa sedihnya,saat pulang dari sekolah pun nissaca selalu tersenyum & tertawa seperti tidak ada apapun yang terjadi.

"a-aca dengerin bunda yah,bunda gx bermaksud bohongin aca hanya saja-"ucapan citra terpotong karena tiba-tiba nissaca menangis.

"hiks..a-apa karena aca sering sakit jadi aca gx berhak punya ayah?apa karena aca cuman nyusahin bunda jadi aca gx boleh punya ayah karena takut nyusahin ayah juga?"tanya aca yang masih terus-menerus menangis.

Revan yang melihat anak  dan istri nya menangis itupun dengan sigap memeluk keduanya,seraya menenangkan mereka.

"aca ini salah ayah bukan salah bunda,ayah yang ninggalin bunda~"ucap revan seraya melepaskan pelukannya lalu menatap mata nissaca.

"jadi bener kata bunda ayah itu jahat karena udah ninggalin bunda!!kenapa harus ninggalin bunda?bunda nakal?"tanya nissaca.

Revan menggelengkan kepala lalu revan menatap citra seraya tersenyum dan tangannya mengusap lebut pipi citra.

"Bunda gx salah apa-apa,ayah ninggalin bunda karena beberapa hal,aca gx perlu tau persis apa yang terjadi tapi aca perlu tau kalo bunda orang yang kuat & baik,ayah ninggalin bunda karena ayah gx mau nyusahin bunda~aca sering sakit karena ayah,sakitnya aca turun dari ayah jadi ayah gx mau nambah beban bunda"ujar revan.

Dreamcatcher. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang