Singkat Cerita.

34 25 23
                                    

Tak terasa beberapa hari, beberapa bulan, bahkan beberapa tahun telah Sabit lewati tanpa kehadiran Khenzie dan sang ayah.

Hari pernikahan sang ibu, hari kelulusannya bahkan hari di mana ia diterima di Universitas Nusantara saja sudah begitu cepat ia lalui.

Jika dihitung sudah 4 tahun Sabit menahan rindu nya terhadap Khenzie dan sang ayah, memang terkadang sulit namun ia yakin ia dapat melewati semua ini dengan baik.

Peran sang ibu, ayah sambungnya, bahkan peran Khenzo dan Tiffany termasuk penting dalam kehidupan Sabit dalam melewati masa sulit ini.

Sehingga Sabit sangat bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang begitu menyayangi nya dengan tulus.

"Ka sini turun kita sarapan" Ujar Jakson.

"Iyah papa sebentar~" Jawab Sabit seraya menuruni anak tangga satu persatu.

Kini Kirana sedang sibuk menata hidangan yang telah di masak oleh Bi Linda dan juga dirinya.

"Pagi ibu, pagi papa~loh Afin mana bu? " Tanya Sabit.

"Tuh Afin~" Jawab Kirana seraya menunjuk ke arah tangga.

"Ka Abitt~" Sapa Daffin yang masih di dalam gendongan bi Linda.

Ah Iyah perkenalkan reader's Daffin Jacob adalah anak dari pernikahan Kirana dan jakson, usianya menginjak 3 tahun. Satu tahun pernikahan Kirana dan jakson mereka sudah dipercaya oleh Tuhan untuk kembali mengurus baby.

Mungkin reader's heran  kenapa nama belakang Daffin itu Jacob kenapa bukan nama yang lain,hal itu karena nama ayah dari Jakson ibarat marga dari keluarga Jakson,Kirana yang memberi nama Jacob dalam nama Daffin karena menghormati mertua nya yang belum sempat bertemu apa lagi berbincang ya karena orang tua Jakson telah tiada.

"Ahh Afinnn, sini dek sama kakak" Ucap Sabit yang langsung mengambil alih gendongan Daffin.

Daffin tersenyum senang menjulurkan kedua tangannya agar sang kakak dapat dengan mudah mengambil alih gendongannya.

"Bawa sini ka Afin nya biar ikut sarapan" Ucap Jakson.

Sabit pun mendudukan Daffin di sampingnya.

"Afin mau makan buah apa? " Tanya Sabit.

"Aku mau buah anggur ka Abittt" Jawab Daffin.

Daffin sudah cukup jelas dalam Pengucapan setiap huruf dan kata sehingga mudah untuk dimengerti. Dan Abit adalah panggilan dari Daffin untuk Sabit.

Sabit pun mengambil piring yang berisi penuh dengan dengan buah anggur, Daffin yang melihat nya pun langsung tersenyum senang.

Sabit menyuapi Daffin dengan telaten sampai ia lupa untuk menyantap sarapan nya sendiri.

"Udah sini ka biar ibu yang suapin Afin kamu sarapan dulu gih kan nanti mau ke Universitas" Ucap kirana.

"Ah Iyah Sabit lupa, Afin sih lucu banget sampe kakak lupa buat sarapan." Jawab Sabit seraya mencubit gemas pipi Daffin.

Daffin yang tak suka di cubit pun menatap tajam Sabit, namun tatapan tajam itu malah terlihat menggemaskan.

Jakson Kirana dan Sabit pun terkekeh melihat wajah yang menurut Daffin itu menyeramkan.

"Maaf deh maaf, besok-besok gx kakak cubit lagi tapi kakak ciummm~" Ucap Sabit yang kembali mengganggu sang adik dengan mencium gemas pipi Daffin.

"KA ABITTT-!!!! " Teriak Daffin yang sudah kewalahan menghadapi sikap jahil sang kakak.

"Suttt, dek gx boleh teriak-teriak ke kakak" Tegur Jakson.

"Ihh abisnya kakak nya ganggu Afin~Ibu kakak Abit nakal" Adu Daffin kepada Kirana.

Dreamcatcher. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang