Kirana menatap kagum jakson, ya karena jakson dapat mengontrol emosinya dengan cukup baik, bahkan jaksok tidak pernah membentak Kirana sekali pun.
Dimas semakin panas melihat tatapan Kirana yang begitu mencintai jakson.
Rasanya dimas ingin sekali menghajar jakson karena sudah muncul di kehidupan Kirana dan dirinya, namun dimas juga sadar Kirana tidak akan sebaik sekarang jika Kirana tidak bertemu dengan jakson.
Ahh.. Cukup rumit, namun ya begini lah kehidupan. Kesedihan beriringan dengan kebahagiaan. Luka beriringan dengan cinta. Dan kecemburuan beriringan dengan keterpurukan.
Namun semua nya akan baik-baik saja jika kita pintar mengolah perasaan dan menjernih kan pikiran.
Saat keadaan ruangan hening, suara rintihan terdengar jelas di telinga Kirana jakson dan juga dimas.
"I-ibu......"
Kirana dimas dan juga jakson menoleh ke arah sabit dan benar saja sabit siuman.
Mereka dengan cepat menghampiri sabit, lalu jakson menekan tombol bel darurat yang ada di atas ranjang rumah sakit.
Hadi dan citra pun tiba dengan cepat mereka meminta Kirana dan yang lain untuk keluar ruangan.
"Tunggu di luar biar kami periksa dulu" Ucap citra.
Kirana dimas dan jakson pun keluar dari ruangan dan menunggu di depan ruangan.
Kirana terus bulak-balik di depan pintu rungan karena merasa gelisah.
"Kirana duduk lah dulu" Ujar jakson.
"Gx bisa jakson, aku terlalu gugup dan gelisah" Jawab Kirana.
"Kemari lah~" Ucap jakson seraya membuka kedua lengannya memberi ruang untuk Kirana memeluk nya.
Kirana pun tersenyum lalu melangkah mendekat dan mulai memeluk jakson dengan erat menyalurkan semua rasa gugup dan gelisah nya.
Jakson mulai mengusap-ngusap punggung Kirana berupaya menenangkan Kirana.
"Hadi dan citra sedang menangani nya, tenang lah semua akan baik-baik saja" Ucap jakson.
Kirana hanya mengangguuk-anggukkan kepalanya didalam pelukan jakson, jujur Kirana merasa tenang dan damai saat di dalam pelukan jakson.
Pintu ruangan pun terbuka, Kirana menyudahi pelukan itu dan menoleh kearah hadi dan citra yang tengah tersenyum.
"Bagaimana? " Tanya dimas.
"Syukurlah kondisi nya sudah stabil, seperti yang saya bilang jika pasien sering mendengar kan suara percakapan kalian maka akan mempercepat pemulihan, saat koma indra pendengar masih berfungsi kok, kalian bisa masuk dan mulai berbicara dengan sabit, tapi ingat jangan membuatnya merasa tertekan. " Ujar hadi.
"Baiklah terimakasih hadi citra " Ucap Kirana.
"Sama-sama Kirana, kami pamit dulu kalian masuk lah" Jawab citra seraya melangkah pergi bersama hadi.
Dimas Kirana dan juga jakson pun melangkah masuk, mereka tersenyum lebar saat melihat sabit yang tengah tersenyum juga kearah mereka.
"Sabit~" Ucap Kirana seraya memeluk sangat anak dengan erat.
"Ibu.. Sabit kangen"lirih sabit dengan suara yang serak karena ia merasa tenggorokan nya begitu kering.
Jakson yang peka pun mengambil segelas air dan memberikan nya pada sabit.
"Minumlah dulu" Ucap jakson.
Sabit menerima segelas air itu dan meminumnya dengan di bantu oleh Kirana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher. [END]
Teen Fiction•COMPLETE√ • Rasa Hampa Karena Tidak Mengingat apapun Rasa Benci Yang Selalu Menghampiri Rasa Dendam Yang Menghancurkan Diri. Hingga Pertemuan Yang Merubah nya Menjadi Rasa Hangat & Memiliki Menghampiri Aku Dengan Dia. Start : 09 Februari 2020. En...