Sabit hanya menatap kesal ke arah dimas yg menyebutkan dirinya sebagai suami dari maharani.
"Oh baik,maharani banyak kehilangan darah,jdi sebaiknya kita melakukan operasi terhadap pasien" ucap dokter
"HAH OPERASI!!" ucap khenzie sabit dan dimas bersamaan
"Ya karna pasien mengalami benturan cukup keras sehingga ada gumpalan darah didaerah kepala jdi sebaiknya pasien segera dioperasi,untuk mencengah hal hal yg tidak diinginkan" jelas dokter.
Tubuh sabit seakan akan kehilangan keseimbangan sehingga dia hampir jatuh dan untungnya khenzie sigap menahan tubuh sabit agar dia tidak terjatuh.
Sedangkan dimas hanya membeku ditempat dan otaknya mulai memikirkan hal apa yg harus dia lakukan pda maharani saat ini.
"Lakukan!"ucap dimas secara tiba tiba.
"Tapi ini beresiko pak"ucap dokter
"Saya bilang lakukan y lakukan,lakukan semua cara pengobatan agar istri saya sembuh total berapapun bayarannya saya bayar asalkan dia sembuh faham!" ujar dimas seraya menatap dokter dengan ganas.
Dokter pun hanya mengangguk faham.
"Baik pak,sebaiknya bapak menyelesaikan administrasi terlebih dahulu, saya dan tim medis akan berusaha semaksimal mungkin pak,saya permisi." ujar dokter seraya kembali memasuki ruangan UGD.
Dimas pun berjalan dengan cepat untuk menyelesaikan administrasi maharani,khenzie menatap sendu ke arah sabit ia meratapi nasib sabit yg selalu ditinggalkan oleh orang orang yg ia sayang.
"Heii kuat ya"ucap khenzie seraya tersenyum hangat menyemangati sabit kala itu.
Sabit menatapnya seraya membalas senyuman nya walaupun sulit.
Tak lama dimas kembali dan duduk disamping sabit dengan raut wajah yg begitu tegang.
"Maaf om saya mau ke kantin mau beli makanan untuk sabit apa om mau nitip sesuatu?"tanya khenzie.
Dimas menoleh kearah khenzie seraya memperhatikan wajah khenzie dengan seksama.
"Khenzie aditya?"ucap dimas dengan spontan.
"I-Iyah om,jd mau nitip gx om?"tanya khenzie.
"Hmm om gx laper cuman haus saja,jd nitip jus alpukat saja" jawab dimas seraya tersenyum
"Okey om,bit gw kekantin bentar inget selalu berdoa oke"ucap khenzie seraya berjalan pergi.
Kini hanya ada sabit dan dimas didepan ruang operasi karna tdi maharani mulai dioperasi oleh tim medis
"Bit"ucap dimas
Sabit hanya terdiam,menunduk dan juga menangis dia merasa bersalah karna sudah terlalu kasar dengan maharani.
"Hmm...sabit"ucap dimas,sabit pun mengangkat kepalanya menatap dimas dengan sendu.
Dimas pun ikut terhanyut dengan tatapan sendu sabit dia melihat kesedihan yg amat sangat mendalam dalam diri sabit.
"Jngn nangis mending berdoa"ucap dimas seraya memberanikan diri untuk menyentuh kepala sabit.
Anehnya sabit hanya mengangguk tanpa melawan sedikitpun dimas pun bersyukur karna sabit faham akan kondisi dimana mereka harus bersatu untuk kesembuhan maharani.
"Maaf untuk segalanya sabit"ucap dimas
"Sudahlah fokus pda tante maharani saja"jawab sabit.
"Tapi ini semua salah ayah sabit,ayah bodoh telah membiarkan maharani berkendara dengan keadaan seperti ini ayah salah sabit maafkan ayah"ujar dimas seraya meneteskan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher. [END]
Teen Fiction•COMPLETE√ • Rasa Hampa Karena Tidak Mengingat apapun Rasa Benci Yang Selalu Menghampiri Rasa Dendam Yang Menghancurkan Diri. Hingga Pertemuan Yang Merubah nya Menjadi Rasa Hangat & Memiliki Menghampiri Aku Dengan Dia. Start : 09 Februari 2020. En...