Dendam Tersembunyi ²

53 36 15
                                    

Sontak semua orang yang ada di sana begitu terkejut dengan seseorang yang tiba di ruangan itu.

Maharani semakin panik,degup jantung nya semakin cepat nafasnya sudah tidak beraturan,bahkan tangannya sedikit gemetar.

Orang itu semakin mendekat dengan sebuah senyuman hangat dan tatapan yang menusuk.

"Ka-ka-kamu......"Lirih maharani yang terkejut.

"Hai Rani..Sudah lama yah kita gx ketemu" Ujar nya dengan santai.

Wajah maharani semakin pucat dan terus menerus mengeluarkan keringat.

"Ba-bagaimana bisa kamu ada di sini?" Tanya maharani dengan tatapan tajam nya.

"Oi oi oii..Pelan-pelan aja ran santai jangan banyak nanya dulu,gx sopan loh ada tamu tapi gx di suruh duduk dulu,Dias Silahkan Duduk~" Ucap Hendra dengan santai.

Dan ya Diassaraswati adalah sahabat kecil Maharani,saksi dari segala kehidupan maharani.

"Loh ada mas Hadi juga.." Ucap Dias.

"Hhe iyh ni, sini duduk sayang~" Jawab Hadi.

Dias pun duduk di samping hadi,ia menatap tajam maharani seraya tersenyum remeh kepada nya.

Tentu saja maharani tidak diam saat di perlakukan seperti ini oleh Dias.

"Ingat aku tidak ran?" Tanya Dias.

"Ahh tentu kamu kan sahabat kecil ku" Jawab maharani dengan nada seramah mungkin

"Ouhh terharu aku kamu masih mengingat aku,aku kira kamu lupa dengan ku saat kamu mendorong ku saat mobil arkanta ingin membunuh mu~" Ucap Dias.

Dimas terkejut bukan main saat mendengar ucapan Dias barusan.

"Maksud nya apa Dias!?" Tanya dimas.

"Tanyakan pada istri tercinta mu, apa dia masih ingat dengan peristiwa itu atau tidak.." Jawab Dias.

"Rani gx mungkin seperti itu Dias"jawab dimas.

"Tentu saja wajah polosnya menutupi sifat jahatnya" Jawab Hendra.

"Hendra..Bisa diam dulu tidak!?" Tanya dimas seraya melirik nya dengan tajam.

"Sebentar ni jadi pas kamu awal masuk rumah sakit dan ketemu aku itu kecelakaan karena maharani?" Tanya Hadi.

Dias Mengangguk-anggukkan kepalanya menyetujui pertanyaan Hadi itu,Maharani masih bungkam enggan untuk berbicara.

Hendra melirik maharani ia tau bahwa maharani sedang menyiapkan alasan-alasan yang masuk akal/Logis untuk menentang semua ucapan Dias.

"Gimana Rani apa ingat dengan kejadian itu? " Tanya Hendra

Maharani menatap Hendra dengan marah,maharani tau Hendra pasti ingin menyudutkan nya.

"Tentu aku ingat, aku minta maaf karena saat itu aku sedang panik jadi gx sengaja mendorong dias." Jawab maharani.

"Tuh kan maharani tidak sengaja mendorong nya~" Ujar dimas.

"Jika tidak sengaja kenapa kamu tidak menolong ku?Lalu kemana kamu saat aku dirawat?" Tanya Dias.

Dan yah maharani kehabisan kata,kini semua pasang mata tengah menatapnya dengan tanya.

"I-itu a-aku.." Ucap maharani terbata-bata.

"Arkanta memanggil mu kan untuk bertemu dengannya." Jawab Hendra.

"Bu-bukan.." Elak Maharani.

Dreamcatcher. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang