Awal Dimas pindah ke Belanda memang sulit, ia harus memfokuskan diri nya untuk memajukan D'innovation walaupun tetap saja ia masih memikirkan Kirana dan juga Sabit.
Namun seiring berjalannya waktu ia mulai terbiasa dengan kegiatannya, ia juga mulai menikmati pekerjaannya di Belanda.
Asraf Adria dan juga Vita cukup membantunya dalam hal melupakan kenangan sedihnya.
Sekarang Dimas bisa tertawa lepas tanpa memikirkan image nya,di Belanda Dimas terkenal orang yang ramah berbeda jauh dengan image nya saat di Indonesia.
"Dim,ini berkas mau di taro dimana? " Tanya Vita yang baru saja memasuki ruangan nya.
"Ketuk pintu dulu kan bisa Vit...Taro meja aja kita bahas bareng" Jawab Dimas seraya melangkah menuju meja dan sofa yang ada di pojok ruangan nya.
Vita juga langsung duduk dengan tenang seraya membuka berkas-berkas yang ia bawa tadi.
"Udah makan siang Vit?" Tanya Dimas.
Vita hanya menggelengkan kepala nya sebagai jawaban karena ia masih fokus membaca berkasnya.
Dimas menggeser sedikit badannya agar mendekati Vita, lalu tangannya terulur untuk mengambil alih berkas yang ada di tangan Vita.
"Ih Dimas... Gw lagi baca berkasnya.Balikin sini cepet-!! Ucap Vita.
"Udah makan siang belum? " Tanya Dimas.
"Belum.Udah sini cepet balikin" Jawab Vita seraya berusaha mengambil kembali berkasnya.
Dimas menegakkan tubuhnya agar Vita sulit mengambilnya, Vita tak pantang menyerah ia melompat-lompat dan menaiki sofa untuk merebut berkas itu namun masih belum berhasil.
"Eh eh ehhh..." Tubuh Vita kehilangan keseimbangan, Dimas dengan sigap menahan tubuh Vita itu namun karena terlalu tiba-tiba sehingga tubuh Dimas pun belum siap menahan beban tubuh Vita.
Brukkkk~
Dimas dan Vita terjatuh bersama di atas sofa dengan posisi Dimas di bawah dan Vita diatas.
Mereka terdiam, saling menatap, hingga kedua nya bisa merasakan degup jantung masing-masing yang berdetak cukup cepat.
"Pak ini ber-kas-nya..." Ucap Asraf yang baru saja tiba di ruangan Dimas, Asraf terkejut ketika melihat posisi Dimas dan Vita di sofa ruangan Dimas itu.
Dimas dan Vita dengan cepat menegakkan tubuh mereka masing-masing. Vita maupun Dimas sama-sama tersenyum diam-diam dan menyembunyikan wajah merona mereka.Lalu Dimas menatap tajam Asraf.
"Bisa gx sih ketuk pintu dulu baru masuk hah!? " Tanya Dimas.
"Ma-maaf pak.." Jawab Asraf.
"Taro berkasnya di meja, lalu minta Adria untuk memesan makan siang saya dan Vita, lalu antarkan keruangan saya. SE-CE-PAT-NYA." Ucap Dimas.
"Baik Pak" Jawab Asraf yang langsung melangkah pergi dari ruangan Dimas.
Kecanggungan pun terjadi didalam ruangan Dimas, mereka sama-sama masih malu untuk membahas kejadian tadi.
"Ehemmm.. Jangan kemana-mana, tunggu makan siang nya dateng abis itu makan baru lanjutkan pekerjaan mu" Ucap Dimas yang langsung menyibukkan dirinya didepan komputer nya.
Vita hanya diam, menunduk karena malu. Jujur yah hubungan Dimas dan Vita semakin dekat ketika waktu tahun pertama Dimas pindah ke Belanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher. [END]
Teen Fiction•COMPLETE√ • Rasa Hampa Karena Tidak Mengingat apapun Rasa Benci Yang Selalu Menghampiri Rasa Dendam Yang Menghancurkan Diri. Hingga Pertemuan Yang Merubah nya Menjadi Rasa Hangat & Memiliki Menghampiri Aku Dengan Dia. Start : 09 Februari 2020. En...