Hari ini adalah hari dimana arkanta dan maharani akan di adili seadil-adilnya di meja persidangan nanti.
Maharani sudah pasrah akan semua yang terjadi nanti, karena ia menyadari bahwa tindakan nya adalah tindakan terburuk selama hidupnya.
Arkanta hanya diam tanpa memikirkan apapun, karena ia telah kehilangan semua hartanya yang ia jaga selama bertahun-tahun ini.
Persidangan pun dimulai maharani dan arkanta duduk di kursi didepan Jaksa dengan wajah datar nya.
Disisi kanan dan kiri mereka sudah ada para saksi dan korban dari kejahatan yang dilakukan oleh mereka berdua.
Dimas,Revan, Hendra, Hadi duduk santai di belakang seraya menunggu keputusan Jaksa.
Kini Jaksa mulai berbicara semua hal yang telah dilakukan oleh arkanta dan maharani, para korban pun memberi kesaksian yang sesuai dengan laporan kasus ini.
Hingga Jaksa memutuskan hukuman yang tepat untuk arkanta dan maharani adalahhh...
"Setelah semua kejahatan yang telah Terdakwa Arkanta lakukan semasa hidupnya, kini kami memutuskan hukuman yang setimpal yaitu dengan hukuman mati. Dan untuk Terdakwa maharani kami jatuhi hukuman penjara seumur hidup." Ucap Jaksa.
*TOK.TOK.TOK*
Suara ketukan palu pun terdengar menandakan hukuman yang tadi diucapkan oleh Jaksa akan dilakukan setelah persidangan ini selesai.
Dimas, Revan, Hendra dan hadi pun merasa lega dan puas setelah mendengar ucapan Jaksa tadi.
Hal keji dan kejam yang mereka lakukan akhirnya terbalas kembali kepada mereka.
Dunia ini akan adil ketika dipimpin oleh orang yang jujur dan juga adil.
Arkanta dan maharani pun berdiri untuk kembali kedalam sel untuk menunggu hari dimana arkanta akan di hukum mati.
Saat arkanta dan maharani melangkah keluar secara tiba-tiba dimas menghentikan langkah mereka.
"Ada apa lagi!?" Tanya arkanta.
"Maaf karena aku belum bisa jadi anak yang baik untuk mu ayah, tapi aku tidak menyesal karena kejahatan mu tidak akan terhapus jika hanya dengan ucapan maaf. Maka hukuman ini adalah hukuman terbaik, aku harap dikehidupan selanjutnya ayah dapat hidup dengan hati nurani. " Ucap dimas.
Arkanta hanya diam menatap wajah sang anak, jujur ada sedikit rasa penyesalan didalam diri arkanta, namun bagaimana pun semuanya telah terlambat
"Maaf.. Maaf karena ayah begitu keji dan kejam, terimakasih karena kamu masih menganggap ku sebagai ayahmu. Dimas arkanta~Aku memberi restu untuk pernikahan mu dan kirana" Lirih arkanta seraha melangkah menjauh dari dimas.
Sontak dimas terkejut mendengar ayahnya memberi restu untuk pernikahan nya setelah 10 tahun lamanya.
Kini hanya maharani yg menundukkan kepala nya.
"Rani~" Sapa dimas.
Maharani pun berusaha memberanikan diri untuk menatap mata dimas.
"Aku berharap hukuman ini dapat memberi efek jera untuk mu, terimakasih karena sudah menandatangani surat perceraian kita dengan cepat, sidang perceraian kita akan dilakukan besok tapi kamu tidak perlu hadir karena dapat diwakilkan, aku tau kamu gx akan sanggup datang. " Ucap dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher. [END]
Teen Fiction•COMPLETE√ • Rasa Hampa Karena Tidak Mengingat apapun Rasa Benci Yang Selalu Menghampiri Rasa Dendam Yang Menghancurkan Diri. Hingga Pertemuan Yang Merubah nya Menjadi Rasa Hangat & Memiliki Menghampiri Aku Dengan Dia. Start : 09 Februari 2020. En...