Hari ini adalah dimana dimas dan yang lain berangkat untuk menuju Belanda.
Kini khenzie tengah bersiap untuk segera berangkat ke bandara, begitu juga dengan rasya, ali dan juga vita.
Mereka memilih untuk bertemu langsung di bandara demi mempersingkat waktu mereka.
Sabit tiara dan juga nada sudah siap untuk berangkat bersama dengan Kirana dan juga jakson
"Sabit tiara nada ayuk nak masuk mobil yang lain sudah dalam perjalanan" Ucap Kirana
"Bentar bunda ini nada nya lama" Jawab tiara.
"Udh ni bunda udahhh" Jawab nada dengan heboh.
"Duh kalian ini, cepet atuh kasian om jakson udah nunggu dari tadi" Ucap Kirana.
"Iyah bunda" Jawab tiara dan nada secara bersamaan seraya masuk ke dalam mobil.
Sabit dari tadi hanya diam,sungguh mood nya hari ini sedang tidak baik.
Tak lama pun mereka tiba di bandara, khenzie rasya dan juga ali yang melihat pasangan nya tiba di bandara langsung berlari menghampiri mereka dan memeluk dengan erat.
Yang di peluk hanya diam dan tersenyum penuh makna.
"Kakak~" Lirih khenzo yang membuat ketiga pasangan itu melepaskan pelukan nya.
"Iyah zo kenapa? " Tanya khenzie seraya menggendong khenzo.
"Kakak jangan lupa sama zozo yah..." Ucap khenzo yang menatap sendu kearah khenzie.
Khenzie tersenyum seraya mengusap surai sangat adik.
"Kakak gx mungkin lupa sama zozo kok, zozo gx boleh nakal ya harus nurut sama ibu terus gx boleh ledekin aca lagi karena ka rasya juga udh gx jagain aca lgi loh" Ujar khenzie.
"Hiks... Zo-zoo janji gx akan na-nakal la-lagi..Hiks.. Ta-tapi ka khen ha-harus sering video call sa-sama zozo dan i-ibu yah.. Hiks..." Ucap khenzo yang langsung menangis dengan histeris.
Khenzie semakin mempererat pelukan nya.
"Hm.. Iyah kakak usahain yah, kakak titip ibu sama ka sabit ke zozo yah, inget harus sarapan dan belajar dengan rajin.. Jangan sekali-kali bikin ibu guru marah okey" Jawab khenzie.
Khenzo hanya Mengangguk-anggukan kepalanya dan kembali menangis.
Tiffany yang melihat interaksi itupun ikut merasa sedih, lalu ia melangkah mendekati khenzie untuk mengambil alis gendongan khenzo.
"Sama ibu yah sayang, ka khen mau siap-siap" Ucap Tiffany.
"Hiks... Ibu... Zozo mau ikut ka khen aja..... Hiks zozo gx mau ditinggal...." Jawab khenzo.
Sabit mendekati khenzo dan mengusap pipi gembul khenzo dengan lembut.
"Zozo masih punya ka sabit kan,,Ka khen cuman sebentar kok.Zozo gx boleh nangis nanti ka khen ikut nangis loh, zozo kan jagoan jadi ayok berhenti nangis malu tuh ama aca" Ucap sabit.
Khenzo pun menoleh kearah nissaca, dan yah benar nissaca tidak menangis sama sekali bahkan sekarang ia tengah tersenyum lebar.
"Hiks.. Kok a-aca gx nangis kan mau ditinggal ka rasya, apa aca gx sayang ka rasya mangkanya gx sedih? " Tanya khenzo.
Nissaca menggelengkan kepala lalu ia kembali tersenyum.
"Bukan gx sayang, tapi justu karena sayang aca gx nangis pas ka rasya mau ninggalin aca karena ka rasya pergi juga untuk belajar, jadi nanti saat ka rasya pulang ka rasya bisa ajarin aca semua yang udah ka rasya pelajari di sana, begitu juga dengan ka khen, Iyah kan ka sabit? " Tanya nissaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher. [END]
Fiksi Remaja•COMPLETE√ • Rasa Hampa Karena Tidak Mengingat apapun Rasa Benci Yang Selalu Menghampiri Rasa Dendam Yang Menghancurkan Diri. Hingga Pertemuan Yang Merubah nya Menjadi Rasa Hangat & Memiliki Menghampiri Aku Dengan Dia. Start : 09 Februari 2020. En...