Flashback.

41 28 57
                                    

•Warning part ini cukup panjang, jadi diharapkan untuk lebih sabar. Okey Happy Read guys, dan untuk sider ayoo dong divote jangan hanya di baca tanpa meninggalkan jejak, hargai karya orang lain yah friend🪐✨•

🌘✨

Hari ini arkanta akan membayar semua kejahatan yang ia perbuat selama hidupnya, ada banyak penyesalan yang arkanta rasakan namun mau bagaimana lagi semua ini harus dibayar dengan nyawa.

"Hei mari ikut saya ke tempat eksekusi" Ujar penjaga penjara.

Arkanta pun berdiri dan berjalan mengikuti sang penjaga, hingga tempat eksekusi arkanta hanya diam menahan rasa sakit karena dia akan benar-benar meninggalkan anak semata wayangnya itu.

Arkanta menoleh ke segala arah mencari keberadaan sang anak, namun arkanta tidak menemukan nya.

"Ck.sudah sekejam ini masih berharap ada yang menyayangimu... Arkanta.. Arkanta bodoh kamu." Ujar nya sendiri seraya menundukkan kepalanya.

Hingga ia melihat banyak sepasang sepatu yang berdiri di hadapan nya, ia pun mengangkat pandangan nya dan ia melihat dimas, Kirana, jakson, khenzie dan juga sabit tengah berdiri di hadapan nya.

Arkanta tidak menyangka ternyata mereka benar datang.

"Dimas.." Ujar arkanta.

"Iyah ayah..maaf aku datang terlambat" Jawab dimas.

"Kenapa datang? " Tanya arkanta.

"Untuk melihat kakek.." Jawab sabit secara tiba-tiba.

Arkanta menoleh kearah sabit,arkanta merasa mata nya begitu perih hingga air mata nya pun jatuh.

"Cucuku~" Lirih arkanta.

"Iyah kakek, sabit mau peluk kakek boleh kan? " Tanya sabit.

"Tentu boleh, kemarilah" Jawab arkanta.

Sabit mendekati arkanta dan memeluk nya dengan erat, sabit tidak pernah merasakan pelukan dari seorang kakek.

"Sabit sayang kakek..." Ucap sabit didalam pelukan.

"Maafin kakek yah, kakek juga sayang sabit" Jawab arkanta.

Sabit dan arkanta menangis dalam diam, mereka hanyut dalam perasaan mereka masing-masing.

Sabit melepaskan pelukan nya secara perlahan. Lalu ia tersenyum hangat menatap sang kakek yang juga tengah tersenyum kepada nya.

"Ternyata seperti ini yah pelukan dari seorang kakek,hhee hangat juga" Ucap sabit seraya memaksakan untuk tetap tersenyum walaupun air matanya terus berjatuhan.

"Maaf.. Maaf... Dan maaf. Mari bertemu dikehidupan selanjutnya sebagai cucu dan kakek lagi, dikehidupan selanjutnya kakek janji akan sering bermain dan memeluk mu dengan erat..." Ucap lirih arkanta.

Sungguh dasyat penyesalan ini, sakit yang teramat sangat arkanta rasakan.

Dimas Kirana jakson dan juga khenzie ikut merasakan kesedihan dan teriris hati mereka ketika sabit mengucapkan kata-kata tadi.

Hingga dimas tak kuasa menahan tangisannya, dimas memeluk sang ayah dengan erat menangis sejadi-jadinya didalam pelukan sang ayah.

Arkanta juga menangis namun ia tahan dan lebih memilih untuk tersenyum.

"Heii anak laki-laki gx boleh lemah..Maaf  karena ayah begitu kejam dan keji, jangan mengatakan pada orang-orang jika aku adalah ayah mu, aku malu karena gagal menjadi seorang ayah yang baik..." Lirih arkanta.

Dreamcatcher. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang