MAGMA

BAGIAN 62 |

Budayakan vote, jangan siders🔥🔥🔥

Tetep ramein yasshh🔥🔥🔥

Happy reading🔥🔥🔥

-----

     "Udah ketemu? Dimana?"

     "Bagus. Bawa dia pulang."

     "Jangan sampe dia kabur lagi."

     "Hm."

     Malam ini, Rey bertelponan di teras rumah-nya sendirian. Glora datang dari dalam membawakannya secangkir teh hangat sesuai permintaannya tadi.

     Rey menyudahi panggilan. Dia membalik dan duduk di kursi teras.

     "Aku nyariin Papa di dalem ternyata Papa di sini." Ujar Glora membuat Rey tertawa. Glora pun ikut duduk di sebelahnya.

     "Iyaa. Papa nelfon sama Ramdi tadi. Dia udah nemuin Rana." Ujar Rey. Dan.. Ramdi adalah nama salah satu dari anak buahnya yang kemarin.

     "Ooo.." Glora mengangguk paham. Bagus lah jika Rana sudah di temukan.

     Raut wajah Rey tampak sangat lelah dengan masalah yang menimpanya saat ini. Sangat tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi Rana. Ingin membawanya pergi dari sini agar pisah dari cowoknya itu, tapi Rana masih belum menyelesaikan sekolahnya. Ingin langsung di nikah kan saja agar tidak makin menjadi, tidak mungkin! Rey tidak mau mempunyai menantu bajingan seperti Lio.

     "Glora," Panggil Rey akhirnya.

     Glora menoleh. Raut serius yang Rey tunjukkan mampu membuat detak jantungnya berdegup tak karuan.

     "Kalo seandainya.. Kamu ikut Papa mau nggak?"

     Matanya sedikit membelalak terkejut mendengar itu. "I-ikut? Ikut kemana?"

     "Kita pindah ke Malaysia. Ke rumah kita yang ada di sana."

     "Oh.." Glora gugup. Matanya mengerling ke arah lain dengan kuku-kuku yang memainkan pinggiran nampan. "Pindah ya Pa? Kenapa tuh?"

     "Demi Kakak kamu. Rana. Dia harus kita pisahin dari cowoknya itu."

     "Tapi kan Kak Rana belom nyelesain kuliahnya di sini."

     "Itu bisa di atur nanti, Sayang. Dia bisa ngulang sekolahnya di sana nanti."

     "Egois buat Kak Rana nya, Pa. Dia pasti bakal kecewa."

     "Daripada dia di sini makin salah pergaulan kan?"

     "Ya-iya sih, tapi kan.."

     Rey tersenyum lelah. Glora tampak menghindar dan membantah dari tadi. "Kamu nggak mau pindah ya?"

     Gadis itu hanya diam. Dia bergeming tak tahu harus menjawab apa lagi.