Vote, udah kan?🔥🔥🔥🔥
Malam yang dingin karena seharian hujan dari tadi sore membuat suasananya ikut berbeda. Apalagi sekarang Magma di sebelah Glora, dan Glora yang menghabiskan makanannya dalam diam.
Tatapan Glora lurus ke depan. Kepada rombongan teman-teman Magma beserta dengan Cindy-nya sekalian. Cindy juga menatap kearahnya dengan nanar dan itu yang membuat Glora makin segan. Merasa tak enak hati. Ini Magma juga tidak tahu menjaga perasaan cewek. Sudah tahu jika Cindy suka padanya, tetap di buat seolah tidak terjadi apa-apa.
Sedangkan Magma sendiri, menjentikkan rokoknya ke lantai hingga abu itu luruh dan lanjut menghisapnya. Seringaian kecilnya tak kunjung pudar melihat Glora di dekatnya dengan sedekat ini.
"Lo cantik, Glora."
Bukannya baper, Glora malah merinding. Ini masih sedikit gerimis dan cuaca dingin. Bagaimana jika Magma tiba-tiba sange? Ya ampun. Tidak lah. Magma bukan Lio.
Glora pura-pura tidak tahu dan tidak mendengarkan Magma. Dia memakan dessert nya sambil memainkan ponsel sok sibuk. Bukan sok sibuk sih, tapi dia memang serius pada layar karena membaca sesuatu yang baru saja dia cari di google.
Junko Furuta. Cewek yang di ceritakan Nindi siang tadi.
Magma mengerang sebentar. Dia lupa bahwa tadi dia sudah menghabiskan banyak rokok dan sekarang merokok lagi? Pantas saja kepalanya sedikit pusing.
Segera Magma buang dan injak puntung rokok itu. "Glo. Ikut gue!"
Refleks Glora menekan tombol home dan mematikan ponselnya. Dia kaget karena Magma menarik tangan nya agar berdiri. "Eh? Kemana?"
Magma menghembus gusar. Dapat Glora rasakan tangan Magma dingin sekali dan mengerat di tangannya sendiri.
"Kak Magma. Kemana?"
"Masuk aja ya?"
Magma membuka pintu dan memasukkan Glora pelan-pelan ke dalam mobilnya. Lanjut dia menutup pintu dan berlari kecil ke kursi pengemudi.
Magma duduk di sebelah Glora. Dia mengambil sebotol air mineral dan meneguknya dengan puas. Sementara Glora masih memperhatikan.
Ketahuilah, bahwa saat ini Glora mulai khawatir.
Magma kemudian menancapkan gas dan melaju pergi meninggalkan toko CC.
"Ini kita kemana?" Tanya Glora sedikit nge-gas. Panik.
Magma bersandar dan mengacak rambutnya. Dia memejam sebentar namun kembali tegap untuk keamanan saat berkendara saat ini.
Tak lama kemudian mereka tiba di sebuah hotel. Magma berhenti dan mematikan mesin sedangkan Glora malah menggenggam erat sabuk-nya. "Ma-maksudnya apa? Kita, kita kemana? Eh kita ngapain di sini?"
Magma tertawa. "Ada club di dalem. Gue pusing. Mau nenangin diri."
"Anter gue pulang dulu."
"Ngapain gue anter lo pulang? Kalo tanpa lo ngapain gue kesini?"
"Nggak, nggak mau. Gue pulang sendiri kalo nggak mau anter."
"Sayang, ini cuman tempat minum biasa. Kayak kafe cuman lebih rame."
Glora tetap menggeleng. "Enggak mau."
"Besok sabtu. Nggak masuk sekolah. Pulang telat malem ini nggak apa-apa lah."
"Itu di pikiran Kak Magma. Beda sama jalan pikiran gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGMA
Teen Fiction⚠️ 𝐓𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩 ⚠️ "Cewek lo, buat gue." Magma. Cowok galak, dingin, pemaksa, egois, sombong, dan segala sikap kepenguasaannya, telah resmi jatuh cinta pandangan pertama pada Glora, yang merupakan pacar musuhnya. Saat di kanti...