BAGIAN 69 |

273K 33.7K 14.6K
                                    

Happy reading🔥🔥🔥

-----

     "Denger?" Bisik Magma. Keduanya sama-sama diam mencoba mendengarkan sesuatu yang sepertinya Magma dengar tadi.

     "Apa?" Glora malah ikutan berbisik.

     Tok.. Tok.. Tok..

     Suara ketukan pintu.

     "Glora? Udah tidur?"

     "Mampus." Glora melotot. Itu suara Rey!

     "Fuck." Umpat cowok itu.

     "Pulang buruan!!!"

     "Pulang?"

     "Iyaaaa! Pulang! Nanti Papa aku tau."

     "Nggak mau pulang, Glora. Masih hujan."

     "Astaga. Kak Magma, ini genting banget. Mau nggak mau harus mau. Ini bahaya buat aku apalagi Kak Magma sendiri."

     "Gue masuk sini aja." Magma menunjuk pintu kamar mandi.

     "Nanti ketahuan gimana? Ya ampun. Aku panik banget sekarang. Itu Papa kenapa tumben sih kesini?" Glora frustrasi. Ini cowok juga kenapa tidak mau pulang sih?

     "Tumben. Nggak biasanya kamu ngunci kamar kalo mau tidur, supaya besoknya Papa gampang bangunin, Glora." Itu Rey, yang berbicara sendiri sambil memutar-mutar gagang pintu. Nah, apakah ini penting? Kelihatannya begitu. Buktinya, Rey tampak sangat ingin menemui putrinya.

     "Oke. Gue masuk ke kamar mandi." Putus cowok itu. Glora hanya menatap pasrah. Astaga! Segitu tidak mau nya kah Magma pulang dari sini?

     "Terserah deh." Untung di dalam tidak ada aset yang perlu Glora tutupi. Buru-buru gadis itu menuju pintu untuk membukanya.

     Asal kalian tahu, nafasnya belum normal seutuhnya. Iya mungkin Magma aman di sana. Papa nya tak akan masuk ke dalam kamar mandi. Tapi rasa takut itu tetap ada lah! Glora takut semuanya terbongkar apalagi orang ini adalah Magma.

     Krek. Pintu terbuka. "Iya, Pa? Kenapa?" Tanya nya begitu tenang. Semahir mungkin Glora berusaha memainkan ekspresi.

     "Kamu belum tidur kan tadi?"

     Tak tahu harus menjawab apa, dia akhirnya hanya menggeleng pelan penuh keraguan.

     "Ya iya lah. Nggak mungkin. Tadi kamu mau makan dan minum susu anget. Masa udah tidur sih? Makanya, Papa kesini karena tau kamu belum tidur."

     Rey berjalan masuk terus ke dalam kamar. Gadis itu mengikut di belakang. "Iya. Emang belom tidur aku Pa. Tadi main HP bentar sambil pake earphone. Makanya nggak ke dengeran Papa manggil."

     "Huu dasar." Rey akhirnya duduk di kursi belajar milik anaknya itu. Glora pun ikut duduk di pinggiran kasur.

     "Jadi gini Sayang," Rey mencoba menarik nafas.

MAGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang