BAGIAN 12 |

465K 47.2K 7.6K
                                    

Absen wohooo🔥🔥🔥

Asal kota mana nih kalian?
Me: Riau🔥🔥🔥

You?

Selamat membacaaaa🔥🔥🔥
Spam komen yaaa🤪
Enjoy!!🔥🔥🔥

------

     Glora keluar dari kamar.

     Di saat orang lain ketika keluar untuk sarapan pagi, pasti ada keluarga yang lengkap sudah menanti di meja makan. Menunggu Glora dengan tentram, menyambut Glora dengan senyuman, setidaknya itulah yang diimpikan Glora dari dulu.

     Ini tidak. Hanya ada Rana yang bertengger di kursi dengan minuman kaleng dan rambut masih kusut ciri khas orang belum mandi.

     Setiap hari selalu begini. Rumah Glora hanya diisi dengan Glora, Rana, dan Bi Wulan. Glora pun sudah terbiasa. Palingan yang berbeda akan terjadi dua minggu sekali. Saat Papa mereka—Rey pulang. Itu pun hanya sebentar.

     "Baru pulang?" Tanya Glora. Menarik kursi dan duduk bersebrangan dengan Rana. Dia kemudian mengambil sendok dan memakan nasi goreng yang sudah di siapkan oleh Bi Wulan barusan.

     Rana tak menjawab. Tubuhnya masih terlihat lemas dan malas.

     "Makan buruan. Gue anter lo sekolah hari ini."

     "Kakak kok gini mulu sih? Kapan berubah?"

     Aksi Rana sejenak terhenti mendengarnya. "Bisa diem? Gue capek. Jangan sampe gue siram lo pake coca cola ini!"

     "Emang Kakak nginep dimana semalem? Dia rumah cowok baru Kakak itu ya?"

     "Masih ngomong juga???!"

     Glora mendengus. "Gue berangkat dulu!" Glora menyudahi makannya. Dia kemudian minum seteguk lalu pergi.

     "Glora!!!"

     "Kakak selalu ngelaporin kelakuan gue sama Papa kan? Awas aja. Minggu ini Papa balik. Liat juga apa yang bakal gue lakuin."

     "Glora!!! Berani lo macem-macem sama gue???" Rana berjalan cepat mengejar langkah Glora. Jangan sampai adiknya yang selama ini dia jajah mulai melawan dan membalikkan keadaan. Rana tidak mau jika nanti Rey tahu dan akan menjodohkannya dengan orang lain.

     "Glora!" Rana menarik tangan Glora.

     Glora hanya bersikap tenang. Bisa panik juga rupanya? Jangan pikir dengan kepolosan Glora selama ini bisa Rana manfaatkan. Glora diam bukan berarti dia menuruti kemauan Rana. Glora hanya menanti saatnya tiba dan Rana bisa terjerumus hanya dengan sekali Glora bertindak.

     "Jangan pikir gue nggak tau." Balas Rana melepaskan tangan Glora. "Semalem lo bawa cowok ke rumah kita kan? Bi Wulan yang bilang sama gue."

     "Nggak lewat dari jam 10 malem."

     "Tetep aja kan. Lo bawa cowok tanpa seizin gue."

MAGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang