BAGIAN 01 |

836K 66.3K 17.4K
                                    

     Kantin yang semula biasa-biasa saja, sekarang harus berisik karena kedatangan anak-anak OSIS yang girang ceria memasukinya.

     Magma paling benci organisasi tersebut. Sekarang mereka harus saling tertawa di depan Magma dan teman-temannya?

     "Lebay banget." Cibir Recky. "Pasti cuman gara-gara Eza di terima."

     "Ck, sumpah ya. Muak banget gue liat mereka. Cari masalah yuk Ka?" Arash sedikit memukul meja.

     Cakka hanya tertawa sambil terus makan bakso. "Kita apain cocoknya?"

     Mereka pikir hanya mereka yang merasakannya? Magma pun sama. Bahkan lebih. Apalagi kepada Arnold. Ketua OSIS yang dulu sempat bermasalah panjang dengannya. Sangat pandai mengambil muka depan guru, sok tegas, sok berwibawa. Yah, setidaknya dia lah satu-satunya murid yang tidak takut pada Magma dan teman-temannya di Batavia ini.

     "Jadi itu yah cewek yang di tembak Eza?" Tanya Sella.

     Semuanya menengok ke pintu kantin, tampak Eza yang masuk bersama ceweknya dan berakhir duduk bergabung dengan OSIS yang lain.

     "Enak banget kayaknya.." Cindy menangkup wajahnya sendiri di atas meja. "Enak banget di tembak pake bunga di depan umum.. Aaa Eza so sweet."

     "Norak." Titah Magma.

     Cindy langsung berdecak. "Magma mah nggak tau cara romantis yang di sukai cewek."

     "Bilang aja lo ngode mau di tembak sama Magma." Ujar Leona sekilas sambil memainkan ponselnya.

     Cindy melotot. "Leon!" Ia menahan erangan. Kakinya menyenggol kaki Leona di bawah meja. Sangat malu pada Magma di sebelah rasanya. Bahkan untuk sekedar menengok reaksi cowok itu, Cindy sudah tak sanggup.

     Seketika ekspresi Cindy langsung berubah. Dia merasa kepalanya di usap-usap oleh Magma. Cindy mencoba melirik, Magma tertawa pelan. "Besok aku tembak. Pasti. Lebih romantis daripada bunga."

     Jantung Cindy berdebar bukan main. Hanya begini saja, rasanya sudah baper hingga ke awang-awang.

-----

     "Kamu minumnya apa?" Tanya Eza.

     Glora langsung menoleh, dan sedikit kaget. Jantungnya kembali tak karuan hanya dengan di tatap seperti itu. "Eh, Coca cola aja."

     Eza mengangguk. "Oke." Dia lalu berjalan pergi bersama Arnold memesan makanan dan minuman untuk anak OSIS kali ini.

     "Aaa, Glo. Selamat yaa. Lo satu-satunya cewek yang bisa dapetin Eza di kelas 10 tahun ini." Kagum Zera setelah kepergian Eza tadi.

     "Ya ampun. Emangnya dapetin Kak Eza susah banget ya Kak?" Glora tertawa geli.

     "Susah, lah. Lo tau nggak? Di SMA Batavia ini, most wanted nya cuman dua. Arnold sama Eza. Dan lo bisa dapetin salah satunya? Kerennn. Anak-anak pada banyak yang ngincer Eza." Ocha mengacungkan jempol. Memberi pujian pada Glora.

     "Mungkin maksud lo, mereka most wanted di OSIS deh, Cha." Zera menahan tawa.

     Ocha memutar bola matanya dengan jengah. Dia sangat tahu bahwa temannya yang satu ini adalah pengagum rahasia anak-anak Habeas. Habeas adalah nama sebuah kelompok murid-murid berandal SMA Batavia.

MAGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang