Happy reading🔥🔥🔥
-----
"Magmaaa!"
Cindy yang hendak naik tangga bersama teman-temannya langsung membalik saat melihat Magma dan Arash sedang berjalan papasan dengannya.
Beby, Sella dan Leona hanya membalik dengan jengah, "Dih," mereka pun lanjut melangkah.
"Eh, kemaren tau nggak Magma? Aku ketemu Bara loh. Dia beli donat di toko aku."
"Oh,"
"Pas sebelumnya kan, aku takut sama Bara karena aku pikir dia cowok jahat, mau nyulik aku misalnya. Terus aku lari naik taksi. Pas di taksi, dia masih ngikutin aku. Rupanya dia cuman mau ke toko aku. Hufft, aku soudzon keknya. Sampein maaf aku ke dia nanti ya?"
"Ya." Magma memasukkan kedua tangannya kedalam saku, mempercepat langkahnya agar Cindy bisa tertinggal.
Namun cewek itu memang bebal. Dia juga ikut berjalan lebih cepat. Arash yang tadi hanya diam tak tahu apa-apa jadi terkekeh di belakang mereka.
"Eh, Bara itu anak ke berapa? Lebih tua daripada kamu apa di bawah kamu?"
"Lebih tua."
"Oohh.." Cindy mengangguk. Ayo pikir, topik apa lagi ya? "Kelas berapa tuh?"
Magma berhenti, melihat ke Arash di belakangnya. Bisa-bisanya cowok itu malah berhenti membiarkan dia dengan Cindy berdua saja.
Lanjut dia melihat ke Cindy lagi malas, teramat malas. "12."
"Oohh.. Sepantaran aku ya? Hmm.. SMA dimana dia."
Magma tak menjawab lagi. Makin di layani makin ngelunjak. Mana yang di tanya Bara lagi. Magma saja tidak peduli dimana cowok itu sekolah dan apapun tentangnya.
"Eh, dia ganteng loh Mag. Kayak kamu. Tapi lebih ganteng kamu kok. Hihi."
Magma menghadap nya. "Lo bukannya udah ada Recky?"
"Ha?"
"Tadi gue liat lo berduaan sama Recky. Ngapain nanya-nanya Bara?"
Demi apapun Cindy terbang sekarang. Dia menahan semburat merah dan panas di seluruh wajahnya. Lalu menutup mulut agar tidak tertawa. "Cie.. Magma cemburu."
Magma dan Arash saling pandang. "Dih,"
Berhasil. Ternyata Magma tahu jika Cindy bersama Recky pagi tadi. Dan dari omongannya barusan, membuktikan Magma terdengar cemburu.
"Kasih paham nih cewek Mag. Bebal banget." Hasut Arash. Mungkin, Arash adalah cowok yang paling ilfeel pada Cindy daripada teman-temannya yang lain. Iya sih, Cindy bisa di manfaatkan sebenarnya. Tapi tidak berlaku pada Arash. Bencinya pada Cindy cs bukan semata benci lagi. Sudah akut kali.
Magma tertawa, maju pada cewek itu. Apa perlu Magma keluarkan seluruh omongan pedas nya agar cewek ini sakit hati dan berhenti mengejarnya? Tidak, kasihan juga. Magma takut karma. Nanti dia malah suka padanya.
"Apa tadi lo bilang? Cemburu?"
Cindy termundur pelan. Dia mulai takut sih.
Magma mengangkat lengan kirinya. Menunjukkan gelang hijau dengan mainan keroppi itu ke depan wajah Cindy. "Gue udah ada cewek. Jangan usik hidup gue lagi. Ngerti lo?!"
Magma kembali berdiri tegap. "Ayo Rash." Keduanya langsung meninggalkan cewek itu.
Cindy mengatur nafas. Sesak sekali rasanya. Matanya sudah memanas berkaca-kaca. Ucapan Magma benar-benar menohok sampai ke ulu hatinya. Tega sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGMA
Fiksi Remaja⚠️ 𝐓𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩 ⚠️ "Cewek lo, buat gue." Magma. Cowok galak, dingin, pemaksa, egois, sombong, dan segala sikap kepenguasaannya, telah resmi jatuh cinta pandangan pertama pada Glora, yang merupakan pacar musuhnya. Saat di kanti...