BAGIAN 38 |

381K 37.7K 11.8K
                                    

Vote vote vote🔥🔥🔥

happy reading gengs🔥🔥🔥

-----

     "Happy birthday, Lio.. Muach.."

     Rana mencumbui bibir kekasihnya itu dengan tangan yang masih membawa sebuah mini cake ulang tahun dan sudah di nyalai lilin terlebih dahulu.

     "Thanks, Sayang." Lio tersenyum dan menyudahi ciuman.

     "Sekarang, ayo tiup lilin."

     Lio melakukannya dan Rana bertepuk tangan dengan girang.

     Saat ini keduanya sedang duduk di kursi ruang tamu rumah Rana. Rana meletakkan kue tadi dan akan memotongnya.

     "Nggak tungguin Glora dulu?" Tanya Lio.

     Aksi Rana terhenti. "Dia belom pulang. Mungkin masih main sama Magma."

     Lio mengangguk-angguk.

     "Ngapain sih nanyain dia? Toh kalo dia ada di rumah nggak bakal mau gabung sama kita."

     "Nggak. Kan dia adek kamu. Adek aku juga." Lio tersenyum manis.

     "Haha. Adek kita dong. Ahh nggak sabar sayang."

     Keduanya menikmati kue itu bersama-sama. Rana menyuapi Lio, dan Lio menyuapinya kembali.

     Tampak sekali kebahagiaan Rana merayakan hal ini. Padahal Lio lah yang sedang berulang tahun.

     "Rana.."

     Rana yang memakan kue itu jadi terhenti. Dari tadi memang, Lio tidak terlihat sebahagia Rana. Entah apa yang salah padanya Rana pun tidak tahu. Tugasnya hanya membahagiakan Lio karena ini hari Lio. "Apa Lio?"

     Lio mengusap wajahnya penuh lelah. Berulang-kali deru nafas gusar itu yang Rana dengar. "Aku ada masalah sekarang."

     Tuh, kan? Rana langsung menyudahi makannya dan mendekati Lio. Menggenggam tangannya lembut, dan siap mendengarkan curahan Lio nantinya.

     "Aku.. Lari dari rumah kemaren gara-gara Papi nyita fasilitas aku, boleh aku.. Pinjem uang--"

     Suara bel berbunyi.

     Lio meringis, Rana pun kaget. Perhatiannya jadi teralih ke pintu utama.

     "Nah, itu Glora pulang." Gumam Rana.

     Lalu mereka membiarkan Glora masuk saja nanti. "Apa tadi Sayang?" Tanya Rana bersandar.

     Baru saja Lio membuka mulut untuk melanjutkan obrolan, bel kembali berbunyi.

     "Arrgh. Glora. Lo sengaja banget ya?" Erangnya. Biasanya Glora tak perlu menekan bel itu sampai berkali-kali. Ya kalau mau masuk, masuk saja. "Mbak Elvi. Buka pintunyaa!" Malas sekali Rana bergerak membukakan Glora pintu.

MAGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang