Holaa guys.
Hei. Aku nggak bisa ngasih double up ya. Tapi ini lebih double daripada biasanya. Dari yang biasanya aku nulis cuman 1600 word, sekarang 3200 word. Masih setara kalo di bandingin sama double up kan?
Maafin aku ya udah PHP semalem. Buat yang udah capek-capek begadang karena tau aku udah janji bakal up malam tadi, dan ternyata aku ingkar gitu aja di jam 12.
Ini sebagai permintaan maaf aku. Semoga suka.Happy reading🔥🔥🔥
-----
Sabtu pagi.
Sedari tadi dahi Rana terus saja mengerut dengan tangan yang menyilang di depan dada. Mulutnya berdecak kesal dan terus menggonta-ganti channel televisi yang di tonton nya.
Pas saja, Glora berlalu di hadapannya. Adiknya itu membuka-buka lemari televisi seperti mencari sesuatu.
Rana hanya memperhatikan itu dengan tatapan sinis. "Nyari apa lo?" Tanya nya ketus.
Pergerakan Glora terhenti. Dia menoleh ke belakang. "Liat kalung gue dulu nggak? Yang ada ukiran nama Glora-nya itu?"
Rana refleks merunduk, melihat kalung yang sekarang juga terpasang di lehernya dengan ukiran nama Rana juga. Ya, kalung ini dulu mereka berdua beli saat awal-awal acara tahun baru yang lalu. Entah kenapa mereka akrab waktu itu.
"Nah, ini dia." Glora menemukannya. Dia mengeluarkan lagi kalung itu dari kotaknya.
"Sini dulu lo, duduk." Suruh Rana dingin. Walaupun bingung, tapi akhirnya Glora tetap menurut. Dia menutup lagi pintu lemari tadi dan duduk di sofa samping Rana.
"Kenapa?"
"Gue yang harusnya nanya kenapa. Kenapa lo setuju aja kita pindah hah?"
"Karena itu kemauan Papa."
Rana memutar bola matanya. Yang paling kesal dan sangat di sayangkan bagi Rana adalah, jika mereka tinggal bersama Papanya besok, ITU TANDANYA DIA TIDAK MENDAPAT KEBEBASAN LAGI! Huh, nafas Rana benar-benar menggebu mengingat itu. "Lo nggak seneng apa? Kita tinggal berdua aja, lo gue kasih kebebasan, gue juga lo bebasin. Hidup kita aman-aman aja coy."
Glora menggeleng tidak tertarik. "Nggak mau, nanti cowok Kak Rana nggak kalah brengsek kayak Kak Lio. Gue juga yang jadi korban."
"Eh! Cowok lo juga bukan orang baik-baik ya!"
"Emang Kak Magma pernah nyentuh Kak Rana?"
Setelahnya dia terdiam sendiri. Oh iya, Magma kan bukan cowok nya lagi? Ah, biarlah.
"Lo nggak bersyukur ya?! Kalo bukan karena gue, jalan lo jadian sama Magma juga nggak bakal segampang itu. Bayangin gue, lo, tinggal serumah sama Papa dari dulu. Yakin lo di bolehin pacaran? Yakin lo bisa jalan terus sama Magma? Yakin lo Magma bisa main kesini?" Lalu seulas senyuman sinis merekah di wajahnya lagi. "Yakin bisa tidur bareng Magma?"
"Iya, kita sama-sama bukan orang baik. Dan Papa ngajak kita pindah itu demi memperbaiki kesalahan. Dia pengen ngejaga kita supaya yang kemaren nggak ke ulang lagi. Dia nggak niat ngekang atau bertindak seenaknya, dia cuman pengen jadi Ayah yang baik, dan nggak lalai lagi dalam ngurus anak. Coba buka pikirin Kak Rana dikit aja. Mau sampe kapan hidup dalam dunia bebas kek gitu? Kalo yang dapet cowok ganteng kayak Kak Magma kan masih mending. Ini yang dapet malah orang gila."
![](https://img.wattpad.com/cover/182197520-288-k86332.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGMA
Teen Fiction⚠️ 𝐓𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩 ⚠️ "Cewek lo, buat gue." Magma. Cowok galak, dingin, pemaksa, egois, sombong, dan segala sikap kepenguasaannya, telah resmi jatuh cinta pandangan pertama pada Glora, yang merupakan pacar musuhnya. Saat di kanti...