Vote vote vote🔥🔥🔥
Happy reading baby🔥🔥🔥
-----
"Gimana-gimana?"
"Wah.. Cewek sendiri kelepas sampe ke tangan orang lain?"
"Setboi."
Eza tetap fokus menanti datangnya bola dari lapangan lawan. Ya, pelajaran terakhir di hari selasa ini yaitu olahraga. Dia dan teman-temannya main voli di lapangan paling belakang sekali dekat kantin Bu Siam karena memang di sini lah keberadaan lapangan SMA Batavia tersebut.
"Mana udah jadian sama tuh Magma lagi. Ya ampun."
"Bisa diem nggak kalian?" Tegas Arnold. Tidak bisa di sebutkan satu persatu nama mereka, karena mereka bukanlah anggota OSIS, juga bukan anggota geng Magma. Hanya teman sekelas Eza biasa dan kebetulan satu tim sekarang.
"Kita yang nanem, orang yang nuai. Hahaha."
"Udah bangga banget lagi bisa dapetin Glora kemaren. Sampe traktir anak OSIS segala."
"Tetep aja putus."
Eza memejam. Dia menghela nafas berat. Kenapa teman-teman sekelasnya jahat sekali padanya? Eza rasa dia tidak punya salah. Kenapa di ledeki begini? Kalau di pikir-pikir mereka juga tidak akrab-akrab betul untuk di jadikan candaan. Ini pun bukan urusan mereka. Mereka pikir Eza tidak terganggu dengan hal itu?
"Kita masih dalam zona main. Kalo pengen nyari masalah, kelarin abis ini. Gue tunggu." Gertak Dika.
Arnold menepuk pundak Eza menegarkan cowok itu. "Bentar lagi jam pulang kok." Dia paham bagaimana perasaan Eza saat ini. Oke jika dia tidak bisa bersama Glora lagi. Tapi kenapa Glora harus jadian dengan Magma? Eza pun hanya bisa memendam itu semua karena dia kalah telak jika di bandingkan dengan Magma. Dan, ini yang Eza tak suka. Di cibiri begini seakan-akan Eza tak punya perasaan lagi.
Magma keluar dari kanti Bu Siam bersama teman-temannya.
"Waw.. Impressive." Kagum Cakka. Bak melihat jus jeruk di tengah-tengah padang pasir, api unggun di musim salju. Melihat Eza, Arnold, dan Dika merupakan kesenangan tersendiri untuk mereka. Apalagi Dika. Ingin rasanya Cakka ciumi cowok itu.
Ke aspal maksudnya.
Magma tersenyum sinis. Dia masuk ke lapangan saat permainan kelas Eza sudah selesai.
Dia mengangkat jaring net untuk masuk ke lapangan orang-orang itu. "Hai." Sapa Magma tersenyum manis. Apalagi pada Eza.
Dika langsung tersulut emosi. Dia, Eza, dan Arnold hanya berdiam diri di tempat saat keempat orang ini datang.
"Mau apa kalian?" Tanya Eza.
"Tanding." Jawab Magma langsung.
Begitu to the point. Eza langsung membuang muka. "Berani taruhan apa lo kali ini?"
"Mau lo?"
"Yang kalah harus nurutin kemauan yang menang. Gimana lo? Mau nggak?"
![](https://img.wattpad.com/cover/182197520-288-k86332.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGMA
Fiksi Remaja⚠️ 𝐓𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩 ⚠️ "Cewek lo, buat gue." Magma. Cowok galak, dingin, pemaksa, egois, sombong, dan segala sikap kepenguasaannya, telah resmi jatuh cinta pandangan pertama pada Glora, yang merupakan pacar musuhnya. Saat di kanti...