Selamat membaca🖤
------
Magma memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah besar saat hari sudah mulai gelap. Yang mana, di halaman yang lain juga di penuhi dengan mobil-mobil yang terparkir lebih dulu. Itu tandanya, di dalam rumah sana masih ada orangnya.
"Ini rumah siapa?" Tanya Glora. Saat Magma sudah mematikan mesin mobil.
Magma menoleh. Menatap Glora dengan datar. "Rumah kita besok kalo udah nikah."
"Ih, serius." Memang sih, dugaan pertama Glora mengira ini adalah rumah Magma. Tapi, bukankah kabarnya Magma adalah anak orang kayak besar-besaran? Tapi kenapa rumahnya masih tidak sebesar rumah Glora? Begitupun dengan hawanya yang menyeramkan dan suram. Teras saja hanya di beri lampu berwarna kuning ke-orenan sehingga seperti kesan klasik untuk di sebut rumah modern jaman sekarang.
"Kalo mau tau, ayo ikut gue masuk."
"Siapa di dalem emangnya?"
"Rame."
"Siapa dulu?"
"Penghulu kita." Magma bercanda seakan sungguhan. Ucapannya datar tanpa tertawa setelah mengatakannya.
"Nggak pernah serius ya."
"Lo kok banyak tanya sih?"
"Cuman nanya itu doang padahal."
"Turun aja. Di dalem nggak ada orang bahaya. Kalo pun ada, nggak bakal sebahaya gue."
Magma keluar dari mobil, diikuti Glora setelahnya.
"Berarti gue sama orang yang bahaya sekarang dong." Glora tidak berani berjalan di samping Magma. Jadi cewek itu hanya mengekor di belakang.
"Iya. Tapi nggak mungkin gue ngebahayain lo kan?" Magma berhenti, membuat Glora ikut berhenti.
"Ngapain lo berhenti juga? Ayo buruan."
Glora berubah linglung. Buruan apa lagi? Magma saja berhenti kan? "Ya.. Ya udah. Ayo."
Magma mendecak kasar. Dia menarik tangan Glora untuk berjalan di sampingnya.
"Iih sakit. Jangan tarik gitu dong."
Mereka tiba di depan teras. Tanpa ketukan, tanpa membunyikan bel, Magma langsung membuka pintu seakan rumah ini adalah miliknya.
Pintu terbuka. Detik itu juga Glora mematung melihat di ruang tamu yang ramai di kelilingi orang-orang. Dan parahnya.. Tidak ada perempuan satupun.
Yang membuat Glora makin canggung adalah, semua cowok itu kaget karena Magma membuka pintu dengan tiba-tiba dan menatap Glora secara bersamaan.
"Ayo masuk." Magma menarik tangan Glora dan membawa Glora untuk masuk menghampiri mereka.
Mengambil tempat duduk di sofa yang kosong, dan membawa Glora untuk duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGMA
Teen Fiction⚠️ 𝐓𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩 ⚠️ "Cewek lo, buat gue." Magma. Cowok galak, dingin, pemaksa, egois, sombong, dan segala sikap kepenguasaannya, telah resmi jatuh cinta pandangan pertama pada Glora, yang merupakan pacar musuhnya. Saat di kanti...