Vote, udah kan?
Spam api tiap paragraf🔥🔥🔥
-----
Tangan Glora dingin bukan main. Dia mengetik tidak jelas, lalu di hapus lagi. Apa yang harus Glora ketik ya Tuhan? Tidak mungkin kan, Glora mengatakan, 'Masih ada kesempatan nggak? Ayo jadian.' Dari suara Magma tadi sudah terdengar galak dan dingin. Dia pun banyak urusan katanya. Bagaimana jika nanti Magma menjawab, 'Ha? Masih peduli? Sekarang lo kan yang ngemis ke gue? Ogah gue sama cewek sok jual mahal kayak lo.'
"Aduh!!" Gerutu Glora frustrasi. Dia menghapus lagi pesan itu dan meringis. Ini harus bagaimana lagi sih?
Di lihatnya Magma sudah tidak online membuatnya sedikit lega. Dia bernafas normal sebentar untuk memikirkan kata-kata selanjutnya.
"Glora. Ayo!" Glora tersentak dan tersadar, rupanya Rana sudah menyuruhnya turun dari mobil.
"Oh, iya." Glora keluar.
Gara-gara Glora ngambek perkara tidak di jemput pulang sekolah tadi, di tinggalkan bersama Lio di rumah, dan Rana pulang lama sekali, akhirnya sebagai permohonan maaf Rana, Rana membawanya ke toko Cindy. Dia tahu, adiknya itu sudah jatuh cinta dengan roti dan kue-kue di sana apalagi donat-nya. Rana saja begitu.
Glora makin menegang kala masuk dan melihat rombongan Magma ada di tempat yang sama seperti Glora sekarang. Dia refleks menarik jaket Rana dan bersembunyi di balik punggung cewek itu.
Rana pun ikut kaget dengan tingkahnya. "Eh?" Dia langsung mencari akibat perubahan itu, dan tersenyum jahil. "Ciee. Pasti karena Magma."
"Eh, tapi.. Kek nya nggak ada Magma kok Glo."
"Ha?" Glora berhenti. Tidak ada Magma? Oh iya. Magma tadi bilang dia sedang di rumah kan? Glora memang sudah bodoh.
Rana terkekeh. Lalu memesan makanan mereka. Glora menatap sekitar. Jangan sampai ada Magma di sini.
Glora kembali ke WhatsApp, dan membuka roomchat nya dengan Magma tadi seraya menunggu Rana memesan pesanan mereka.
Pusing lagi, akhirnya Glora mengetik..
Ga jadi. Besok aja.
Belum sempat terkirim, Magma kembali online. Sekarang giliran cowok itu yang mengetik dan Glora segera menghapus pesannya dengan panik.
Anjng. Typing lo lama bgt bgsat.
Glora ingin menangis saja! Mana ini tempat umum lagi.
Glora kembali menengok ke gerombolan teman-teman Magma tadi. Sekarang tatapannya di pergoki oleh Recky yang duduk bersama Cindy menghadap ke arah Glora. Recky tersenyum dan mengangkat alis sebagai sapaan. Lalu Glora tersenyum sungkan. Dia akhirnya duduk di sebuah kursi kosong dan fokus ke layar HP.
Kok kasar banget sih?
Nggak jadi deh. Besok aja ngomongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGMA
Подростковая литература⚠️ 𝐓𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩 ⚠️ "Cewek lo, buat gue." Magma. Cowok galak, dingin, pemaksa, egois, sombong, dan segala sikap kepenguasaannya, telah resmi jatuh cinta pandangan pertama pada Glora, yang merupakan pacar musuhnya. Saat di kanti...