BAGIAN 13 |

464K 43.2K 18.3K
                                    

Selamat membacaaaa🔥🔥🔥
Spam komen kalo kamu suka yaaa🤪
Enjoy!!🔥🔥🔥

-----

     Byurrr...

     Baru saja Magma hendak mengambil minuman di kulkas kantin, seorang cowok tak sengaja menabraknya dan seragam Magma harus basah terguyur minuman cowok tersebut.

     Keduanya saling pandang. Apalagi Magma. Tatapannya tak bersahabat lagi melihat cowok berkawat gigi dan cupu itu malah diam melongo bukannya minta maaf. Memang sih, walaupun dia minta maaf, tak akan Magma maafkan.

     "Eppss.. Eppss.. Kenapa nih?" Cakka datang. Dia membelalak melihat baju Magma yang sudah basah.

     "Ya ampun, Mag. Lo basah sob? Gara-gara siapa?" Balas Recky menyusul.

     Rahang Magma mengerat sempurna. Di perhatikan cowok itu gugup dan merunduk. Kemudian menyatukan kedua telapak tangannya. "Saya.. Minta maaf Bang. Permisi." Hanya dengan mengucapkan itu, dia lalu hendak pergi.

     Magma menahan bahu itu cukup kuat penuh penegasan. Enak saja main pergi. Urusan mereka belum selesai.

     "Maaf, Bang. Saya nggak sengaja."

     Magma mendorongnya kasar hingga punggung cowok itu membentur pintu kulkas.

     "Enak aja lo pergi tanpa izin dari gue."

     "Ya.. Anuu Bang. Saya cuman di sur--nggak. Maksud saya tuh, saya nggak.. Anu. Saya cuman mau tenang di sekolah ini. Tolong. Saya minta maaf Bang."

     "Mau tenang, jangan usik hidup gue!"

     Dia meneguk ludah tanpa berani menatap Magma. Terus merunduk, dan hampir menangis.

     "Sa-saya harus apa dong, Bang?"

     Cakka tertawa mengejek. Cupu sekali. Diam-diam, tangannya meraba selangkangan cowok itu. "Lo beneran punya pedang nggak sih?"

     Cowok itu melotot kaget dan langsung menutupi area-nya dengan kedua telapak tangan.

     "Di pegang nggak berdiri loh." Cakka dan Recky tertawa keras. Cakka kemudian mencium tangannya sendiri lalu mencibir jijik dan mengelapkan ke baju Recky.

     "Woy apaan!" Recky menjauh. Seakan tangan Cakka memang basah oleh area cowok itu, padahal jelas-jelas tidak.

     "Itu sperma apa ingus sih?" Tanya Cakka dengan wajah datar. Cowok itu makin malu.

     "Mag, Glora, Mag." Ujar Arash yang sendirian menatap ke pintu kantin. Sontak hal itu membuat Magma, Cakka dan Recky sama-sama menoleh. Ada Glora yang masuk ke kantin bersama Arina.

     Magma mendecak. Belum sempat dia memberi pelajaran cowok ini, Glora sudah datang ke kantin.

     Jangan sampai nanti perjuangan Magma dari kemarin gagal hanya karena cowok cupu ini.

     Magma menjauhkan diri darinya. "Lo bebas. Sana pergi!"

     "Ha?" Cowok itu melongo tak percaya.

MAGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang