-----
Glora menutup wajah saat Magma menyandarkan tubuhnya ke dinding.
"Glora?" Magma langsung menarik tubuh Glora dan memeluknya erat. Merebahkan kepalanya di pundak gadis itu dan memejamkan mata. "Apa yang gue lakuin ke lo semalem? Gue keterlaluan?"
Glora hanya diam. Tubuhnya bergetar menandakan dia masih menangis.
Magma melepaskan pelukan, menghapus air mata Glora dan menangkup sebelah pipi gadis itu.
Glora yang awalnya merunduk, memberanikan diri menengadah, menatap Magma dalam-dalam.
"Jangan nangis lagi, Sayang. Gue minta maaf." Ibu jari Magma mengusap punggung tangan itu dengan lembut.
"Maafin gue, Glora. Kita nggak kelewatan batas kan semalem? Gue inget itu. Gue masih bisa nahan diri semalem. Gue minta maaf." Magma mengangkat tangan Glora, menciumnya lama.
Magma merunduk, memainkan jemari Glora.
"Cih, Gue brengsek banget. Iya, gue sadar. Gue hampir nyelakain cewek yang gue sayang. Gue toxic buat lo. Gue terlalu obsesi. Kalo gue emang sayang sama lo, harusnya gue jagain lo. Bukan niat mau ngerusak lo gini."
Magma mendongak. Menatap Glora dalam-dalam. Cewek itu masih menangis tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. "Lo bikin gue gila."
"Lo mainin perasaan gue sampe-sampe gue senekad ini."
"Berarti Kak Magma udah sadar sekarang? Kak Magma nggak cinta sama gue? Kak Magma cuman obsesi?"
Bibir Magma sedikit terbuka. Ha?
Kenapa rasanya dia menentang itu semua?
"Nggak." Magma menyela cepat. "Bahkan gue sekarang masih mau lo, Glora. Gue butuh lo. Jangan bikin gue makin gila dan tambah nekad nantinya." Genggaman itu semakin erat di tangan Glora. Seakan isyarat bahwa Magma tidak mau kehilangan Glora sekarang.
"Apa Kak Magma pernah kayak gini juga sama cewek-cewek sebelumnya?"
Magma menggeleng jujur.
"Sama Kak Cindy?"
"Nggak pernah. Sumpah."
"Besok bakal kayak gini lagi?"
Magma diam. Sulit menjawab rasanya. Dia tidak bisa berjanji karena takut ingkar. Khilaf atau depresi yang akan membuat hal semalam terulang lagi. Dan Magma tidak bisa mengatakan 'tidak' untuk sekarang.
"Kalo Kak Magma udah sama gue, jangan kayak gini ke cewek lain, bisa?"
"H-ha?"
"Gue nggak nyalahin Kak Magma. Kak Magma gini juga gara-gara gue. Gue nyebelin. Gue PHP. Gue ingkar janji. Gue minta maaf."
"Maksudnya Glora?"
"Gue jahat banget sama Kak Magma selama ini. Gue pengen menuhin janji."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGMA
Roman pour Adolescents⚠️ 𝐓𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩 ⚠️ "Cewek lo, buat gue." Magma. Cowok galak, dingin, pemaksa, egois, sombong, dan segala sikap kepenguasaannya, telah resmi jatuh cinta pandangan pertama pada Glora, yang merupakan pacar musuhnya. Saat di kanti...