BAGIAN 53 |

256K 31.2K 29.4K
                                    

Vote jangan lupa🔥🔥🔥
Jangan jadi silent readers🔥🔥🔥
Ramein🔥🔥🔥
Minimal 10 K komen🔥🔥🔥
Happy reading🔥🔥🔥

------

     Magma memasuki mobil, menyusul Cindy yang lebih dulu sudah ada di dalam sebelumnya. Ya, Magma lambat dari Cindy karena dia harus membelikan Cindy air mineral terlebih dahulu tadi. "Nih."

     Cindy hanya menatap air itu tanpa nafsu. Tapi tetap saja, kemudian dia mengambilnya.

     Tanpa kunjung meminum, dia malah merebahkan kepala ke kaca jendela. Kembali merenung, tampak begitu terganggu dengan kejadian tadi.

     Dan tiba-tiba air matanya menitik sendiri. Perlahan Magma mendengar gadis itu terisak, namun seperti di tahan. Saat Magma menoleh, cepat-cepat dia membuang muka dan membalikkan posisi membelakangi Magma.

     Magma akhirnya bersandar. Tak tahu harus bagaimana lagi. Mungkin, dengan membiarkan Cindy tenang tanpa di ganggu begini, adalah hal yang baik.

     "Dia.. Dia jahat, Magma." Air mata Cindy mengalir deras. Suaranya bergetar tanpa di buat-buat. Sepertinya Cindy betul-betul tersiksa.

     "Iya. Nanti keluarga gue yang bakalan tanggung jawab buat itu semua."

     Cindy menggeleng. "Dia jahat.." Gumamnya lagi. Perlahan tangisannya muncul dan berubah menjadi raungan yang cukup lantang. "Kenapa harus Cindy yang jadi korban masalah antara kamu sama Bara hah?"

     "Cindy." Magma meringis, merasa bersalah. Dia menarik tangan gadis itu dan membawanya kepelukannya.

     Cindy menumpahkan segalanya di sana. Dia menangis sejadi-jadinya di dada cowok itu. "Kamu nggak pernah percaya kan sama omongan Cindy. Kamu nggak tau, kalo Cindy udah takutin ini dari awal."

     "Pas awal Cindy pulang dari rumah Beby dulu, Cindy ngerasa di ikutin cowok pake motor gede. Malem itu gelap, Cindy sendirian. Dia berenti, dan Cindy langsung lari ke taksi. Tapi dia tetep ngikutin." Dia terisak. "Terus pas Cindy udah nyampe di toko, Cindy ketemu dia. Ternyata dia Bara. Dia ngenalin diri, dan Cindy nggak jadi negative thinking sama dia karena dia sodara kamu."

     "Jadi karena itu lo dulu nanya-nanya Bara ke gue?"

     Cindy mengangguk cepat. "Abis itu pas pulang sekolah kemaren. Kamu tau nggak, kenapa Cindy ngebet banget pengen minta di anterin pulang sama kamu? Karena Cindy di kejer dua orang cowok, dari SMA lain, makanya Cindy lari balik lagi ke sekolah. Cindy lewat gerbang belakang dan bersyukur banget bisa liat kamu, Magma. Hikkss. Tapi kamu nggak percaya dan terus nuduh kalo Cindy cuman modus minta pulang bareng kamu. Demi apapun, Cindy paham hubungan kamu sama Glora. Cindy nggak pengen ganggu, tapi emang pas itu cuman kamu doang yang bisa jadi tempat Cindy minta tolong!"

     "Udah, udah.. Shutt.. Maafin gue waktu itu." Magma mengusap kepala Cindy menenangkannya. Jadi begitu ceritanya? Magma selama ini sudah banyak menyakiti Cindy dengan perkataannya.

     "Besoknya, nomer Bara masuk. Cindy seneng banget soalnya Bara ganteng. Dia nge-chat, rutin. Asyik banget orangnya. Sering nelfon juga. Cindy langsung nyaman. Pas itu Cindy langsung kepikiran kalo Bara cowok baik."

     "Dan paginya, dia nawarin berangkat bareng. Mau jemput Cindy. Cindy langsung mau, dan kita pergi. Tapi dia nggak beneran nganterin Cindy ke SMA Batavia. Dia ngajak Cindy main. Cindy tanya, kemana? Dia nggak mau jawab."

MAGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang