Semoga suka.
Selamat membacaaa💓-----
Glora menutup kembali pintu kamar saat di rasa sudah siap untuk berangkat ke sekolah pagi ini.
Baru saja hendak membalikkan tubuh untuk ke meja makan, kakinya sudah berhenti ulah melihat dua orang di meja sana sedang sarapan dengan penuh keharmonisan.
Itu Rana Kakaknya, dan juga... Lio. Lio makan di siapkan oleh Rana. Pria itu tanpa memakai atasan apapun dan hanya menggunakan boxer abu-abu. Sedangkan Rana sendiri, hanya mengenakkan tanktop di balut kardigan dan celana pendek sepahanya.
Glora menahan sebal. Masih belum tobat juga? Cukup Erick yang dulu sangat sering tinggal di rumah Glora. Mana tinggal di rumah Glora, malah sok-sok berkuasa lagi. Untung akhirnya mereka putus karena Rana sudah tau kebusukannya. Tapi, tidak juga harus di gantikan dengan Lio 'kan? Glora yakin Lio juga bukan cowok baik-baik.
Awalnya memang, Glora berniat untuk sarapan, tapi melihat kedua orang itu, Glora akhirnya mengurungkan niat dan berangkat sendiri saja hari ini. Ojek pun masih belum menutup jasa nya. Tanpa pamit dan izin pada kedua orang itu, Glora langsung berjalan keluar dari rumah.
-----
Magma duduk di parkiran bersama Arash dan Recky seraya menunggu kedatangan Cakka pagi ini.
Memang selalu begitu. Pagi-pagi, mereka akan nongkrong dulu di parkiran sebelum masuk kelas. Lagipula, tanggung jika ke kantin. Rokok belum habis, pasti bel sudah berbunyi.
"Makasih kemaren udah bikin gue menang." Ujar Magma.
Arash dan Recky langsung paham. Maksudnya pasti futsal kemarin sore. "Oh, santai. Semuanya berkat.." Recky memainkan jemarinya bak seorang pesulap. "Cakka!"
Detik itu juga dia Cakka datang dengan cengirannya. "Oy, apaan nih? Kalian gosipin gue?" Mereka langsung mengadu kepalan masing-masing.
"Nggak. Kan elo yang bikin Eza cedera kemaren. Makanya, berkat lo kita menang." Ujar Arash.
"Wahhh harus!!" Cakka langsung menggulung lengan bajunya dengan songong. "Kalo di inget-inget masih bikin panas tau nggak? Kalo bukan karena masih zona sekolah, udah gue abisin tuh Dika kemaren."
"Jadi kapan lo bakalan traktir kita nih?" Tuntut Arash menyindir Magma dengan senyuman manisnya. Cowok itu dulu pernah menjanjikan, jika mereka menang, tim-nya akan di traktir.
"Malam besok, kita ke bar bareng." Tatapan Magma malah lurus ke gerbang sana. Ada Glora yang membuka helm seraya turun dari ojek.
"Kenapa nggak ntar malem aja?" Tanya Cakka.
Magma tak hirau. Dia masih memperhatikan gerak-gerik cewek itu.
"Tau! Ntar malem sama malem besok sama aja. Sama-sama malem sekolah. Apa bedanya coba?" Ujar Arash.
Mau tak mau, Cakka, Arash, dan Recky akhirnya mengikuti arah pandang cowok itu. Mereka kemudian ber'oh' saat tau siapa yang sedang membuat Magma terpesona pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGMA
Teen Fiction⚠️ 𝐓𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩 ⚠️ "Cewek lo, buat gue." Magma. Cowok galak, dingin, pemaksa, egois, sombong, dan segala sikap kepenguasaannya, telah resmi jatuh cinta pandangan pertama pada Glora, yang merupakan pacar musuhnya. Saat di kanti...