BAGIAN 08 |

475K 47.9K 13.7K
                                    

Selamat membaca.

  ------

     Glora menarik tangan yang masih membekap mulutnya dengan kaget. Dia langsung menoleh ke belakang untuk melihat pelaku..

     Rupanya Eza. Eza tersenyum manis padanya membuat Glora bisa bernapas lega lagi. Dia pikir tadi siapa.

     "Bikin ka---"

     "Sssttt!!!"

     Aneh. Tadi membekap mulut Glora seperti ada sesuatu, sekarang saat Glora berbicara pun di suruh berhenti. "Kenapa?" Tanya Glora berubah pelan.

     "Ada Magma di lapangan depan lagi nongkrong sama temen-temennya. Kamu mau nanti dia ngeliat kamu dan ngajak kamu pulang?"

     "Oo.." Glora hanya menganggukkan kepala. Bersikap tenang lagi seperti semula. "Terus gimana dong?" Saat ini, Glora hanya akan terserah Eza saja. Apa mau cowok itu, Glora akan mengikut.

     Eza terkekeh. "Ayo pulang sama aku aja."

     "Gimana caranya? Motor Kakak bukannya di parkiran depan?"

     "Iya."

     "Kak Magma sama temen-temennya kan di lapangan? Ntar dia liat loh."

     "Nggak apa-apa. Kan aku sendiri yang ngambil motor. Kamu tunggu di sini aja."

     Glora mengangguk pelan. Bagaimana jika nanti Magma mengetahui mereka berdua? Bukankah malah Eza yang akan bahaya?

     "Kamu tunggu di sini aja bentar ya."

     Lagi-lagi Glora mengangguk. Eza pergi meninggalkannya dan Glora bersandar ke dinding. Antara menolak atau tidak. Jujur, Glora masih mencintai Eza dan tak ingin cowok itu kenapa-napa jika sampai ketahuan Magma nanti. Tapi Glora juga tidak ingin curang dalam permainannya bersama Magma. Kabar-kabar Magma tidak ikut merokok tadi membuatnya merasa bersalah. Magma saja bisa menyanggupi keinginannya demi mendapatkan Glora. Tapi kenapa Glora harus bersama Eza di belakang Magma? Bukankah Magma akan kecewa jika tahu itu semua nanti?

     Suara siulan membuat Glora makin kaget. Dia yang sudah panik harus di tambah panik lagi dengan kedatangan cowok dari gudang belakang.

     "Iiih, lo siapa?" Glora sedikit menjauh saat cowok yang bersiul tadi mendekat padanya. Geli-geli jijik gimana gitu. Pasalnya cowok itu tersenyum seram seakan mesum bak om-om hidung belang.

     Lihat saja, sekarang cowok itu sudah menyeringai kepada Glora. "Ikan hiu lagi makan." Matanya berubah juling menatap Glora membuat Glora makin takut. "Lo Glora kan?"

     "Pergiiii sanaaa!!! Ihhhh lo siapaa?? Syuh syuhhh."

     Cowok itu tak berubah. Dia malah membalikkan kedua kelopak mata atasnya lalu mengangkat hidungnya seperti babi. "Hihihihihi..." Dia lalu tertawa menirukan suara hantu.

     "Cowok gilaaa!!!" Glora menendang pantat cowok itu agar menjauh. Apakah dia ini benar murid SMA Batavia juga? Kenapa malah seperti gembel dan orang gila?

     "Ha. Ha. Ha." Cowok itu melotot dan tertawa kejam. Satu tangan kanannya di masukkan kedalam lengan baju dan menempel pada ketek.

MAGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang