JANGAN LUPA VOTE...
"Dek, ada Kenzi tuh diluar," ujar Abang Mawar, lebih tepatnya Cakra.
Mawar menoleh sepenuhnya kenapa kepada sosok abangnya itu, kening gadis itu mengkerut. "Ngapain dia kesini? "
Cakra menghela nafas berat, kalau begini sudah jelas mereka tengah bertikai. "Ada masalah apalagi sama dia?" Mawar menipiskan bibirnya, lalu menggeleng kecil.
Disisi lain Kenzi masih setia berdiri diteras Mawar. Walau rahanganya terasa sakit, akibat pukulan dari Cakra. Entah kenapa secara tiba-tiba Cakra memukulnya tadi, dan mengatakannya brengsek. Kenzi tidak melawan, karena apa yang dikatakan Cakra tadi itu benar. Karena Kenzi menyadari dirinya brengsek, dan Kenzi akan berusaha untuk tidak seperti itu lagi. Kenzi akan berusaha untuk tidak melukai hati Mawar.
Kenzi menegakkan tubuhnya ketika sosok gadis cantik menampakkan wajahnya. Kenzi tersenyum. "Ini undangan pertama buat lo, " ujar Kenzi, mendekatkan kertas undangan itu kepada Mawar.
Mawar mengatupkan bibirnya, lalu menerima undangan itu. "Thanks, ya."
Kenzi menipiskan bibirnya, ketika melihat Mawar hendak membalikkan badan. "Mawar." Mawar menoleh membuat Kenzi tersenyum gugup. "Gu-e nggak disuruh duduk dulu? "
"Ngapain duduk? Emang nggak pernah duduk lo? " tanya Mawar dengan ekspresi datar.
Bukanya bagaimana Kenzi malah tertawa kecil, lalu langsung mendudukan bokongnya diatas kursi yang terbuat dari rotan. "Duduk sini yuk, kita cerita-cerita. "
Alis Mawar terangkat begitu saja. "Cerita apa? Cerita soal cinta lo sama Melati? "
Kenzi tersenyum, walau dirinya merasa begitu bersalah. "Nggak, gue cuman mau berdua sama lo, " ujar Kenzi masih tenang.
Mawar tersenyum miris. "Kalau dirumah waktu berduaan sama gue. Kalau disekolah waktu berduan sama Melati, gitu ya? "
Kenzi menggeleng pelan, pria itu berdiri, lalu menarik tangan Mawar, membawa Mawar duduk dikursi sebelahnya. "Gue nggak bakal ngulangin lagi. "
"Udah berapa kali lo bilang gitu?"
Kenzi meraih tangan Mawar. "Maaf. Ini permintaan maaf terakhir kalinya dari gue. "
Mawar mendesah pelan, menarik tangannya dari Kenzi. "Lo berubah semenjak kenal sama Melati."
Kenzi membuang muka kesamping, rasanya ia ingin menangis melihat Mawar yang begitu tersakiti. "Kita senang-senang, yuk. " Kenzi mencoba untuk tersenyum, membujuk gadis itu.
"Kalau nggak bisa mencintai, yaudah berenti aja. Jangan buat Adik gue nangis." sosok Cakra menampakkan wajah, pria itu dengan santainya melati Mawar dan Kenzi. Cakra tampak berjalan kearah motornya, lalu ia langsung melajukan motor sport itu.
Kenzi menghela nafas panjang, pria itu bangkit dari duduknya, lalu melepas jaket yang ia pakai sekarang. "Pake, nanti masuk angin. "
Kenzi tersenyum samar, lalu menyampirkan jaket itu ke pundak Mawar. "Ayo, lo mau kemana? " tanya Kenzi, menarik pergelangan tangan Mawar.
Mawar menurutinya. "Kita mau kemana? " Mawar malah bertanya balik membuat Kenzi terkekeh pelan.
"Muter-muter habis itu kita makan bakso mang Udin mau? " Mang Udin adalah nama tukang bakso pinggir jalan langganan mereka.
Mawar tersenyum, lalu mengangguk kecil. "Gue pake jaket gue aja, lo yang make ini. "
Kenzi menggeleng kecil. "Lo pake jaket gue, gue pake jaket lo. Tapi jaket lo yang warna item ya, jangan yang pink, " ujar Kenzi membuat Mawar tertawa kecil.
Mawar membalas dengan anggukan, lalu gadis itu berlari masuk kedalam rumah untuk mengambil jaket. Mawar itu bodoh, hanya dengan sedikit rayuan, ia bisa luluh seketika. Melupakan bahwa Kenzi telah membuat ia menangis dan mengukir luka dihatinya. Pintar dalam pelajaran belum tentu pintar dalam urusan percintaan.
Terlalu mencintai membuat kita bodoh. Bodoh dalam urusan percintaan membuat kita melukai hati sendiri.
"Kenzi jangan ngebut-ngebut!!" teriak Mawar di telinga Kenzi.
Kenzi tertawa terbahak-bahak. "Makanya pegangan! " pria itu sedikit mengeraskan suaranya, takut suaranya termakan oleh suara kendaraan yang melaju.
"Nggak mau." Mawar menciutkan bibirnya, Kenzi yang melihat itu dari kaca spion, tertawa sembari menggeleng kecil.
Perlahan Kenzi memelankan laju motornya. "Mawar, malam itu romantis, ya? Nanti gue mau nembak lo pas malam aja, biar romantis kesannya."
Mawar mencibir. "Ye...katanya mau nembak pas hari hujan. "
Jeffry tersenyum mengingat ucapannya yang itu. "Malam dan hujan itu romantis. Gue bakal nembak lo pas itu."
Mawar mengangguk-ngangguk. "Tapi kalau perasaan itu udah ada, trus hari nggak hujan-hujan gimana?" tanya Mawar, gadis itu kini menumpukan dagunya dipundak Kenzi.
Kenzi tersenyum, seakan berfikir. "Gue nembak lo didalem mobil aja. "
Mawar tertawa terbahak-bahak sambil mendorong pelan tubuh Kenzi kedepan. "Kok didalam mobil sih? "
"Biar nggak ada yang liat. Jadi kalau lo nolak gue, gue nggak malu-malu amat. "
"Gue nggak bakal nolak lo. "
Kenzi terkekeh, manggapai tangan Mawar, dan membawa Mawar untuk memeluknya. "Janji? "
Mawar mengangguk, gadis itu mengeratkan pelukannya pada perut Kenzi. "Gue bakal nunggu waktu itu tiba."
Kenzi mengusap tangan Mawar yang melingkar diperutnya. "Gue bakal berusaha ngebuat waktu itu ada. Gue janji," ujar Kenzi, diakhiri dengan senyuman hangat.
"Jangan pergi dulu, tunggu sampai perasaan ini ada."
Mawar tersenyum hangat. "Gue nggak bakal pergi, gue bakal nunggu. Gue bakal berdoa agar perasaan itu dateng, " ujar Mawar masih tersenyum, menengadah memandngi langit yang dipenuhi oleh taburan bintang.
"Mawar lo liat kursi itu? " sebelah tangan Jeffry menunjuk kursi panjang yang terletak ditrotoar.
Mawar menoleh kebelakang, melihat kursi yang baru saja mereka lalui. "Liat, kenapa? "
"Ntar kita pacaran disitu. "
Mawar terkekeh. "Lo aneh-aneh aja. "
Kenzi juga ikut terkekeh, melihat Mawar dari kaca spion. "Kok aneh? "
Mawar tidak menjawab, ia hanya tersenyum memandangi wajah Kenzi dari kaca spion. Melihat wajah Kenzi ia merasa tenang. Bersama Kenzi ia merasa aman dan membuat hatinya menghangat.
Hati Mawar hanya untuk Kenzi. Hati Mawar menginginkan Kenzi. Hati Mawar membutuhkan kehangatan dari Kenzi. Hati Mawar menangis jika Kenzi menjauh, dan pergi.
"Jangan pergi, gue mohon. " Mawar melirih, memeluk Kenzi dengan erat, merasa sangat ketakutan pria itu pergi.
"Gue nggak bakal pergi. Gue janji. Kita bakal sama-sama selamanya. "
TERIMA KASIH BANYAK BUAT YANG UDAH BACA SAMPAI AKHIR. MAAF BANGET KALAU JELEK:(
JANGAN LUPA KASIH KRITIK, YA...
LUV💜

KAMU SEDANG MEMBACA
KENZI (END)
Teen FictionCover by: grapicvii "Tapi gue sukanya sama Melati, bukan sama lo, Mawar." -- Kisah cinta remaja itu rumit, tidak tertebak, namun begitu indah. Saking indahnya, perjalanan dari kisah cinta itu tidak segan-segan mengukir luka pada hati kita. Terkadang...