(43)Gue titip Mawar

141 16 0
                                    

Jangan lupa vote...

Kenzi berusaha menyamakan langkahnya dengan gadis yang menyandang tas merah jambu itu. Gadis itu berjalan begitu cepat, membuat Kenzi kesusahan, terlebih tali sapatunya terlepas, membuatnya berjalan harus berhati-hati. Jika ia membenarkan tali sepatunya terlebih dahulu, bisa-bisa ia ketinggalan jauh dari gadis itu.

"Nah, Dapet. " akhirnya Kenzi bisa mencekal pergelangan tangan gadis itu. "Mawar, pulang sama gue aja. "

Mawar berdecak, lalu berusaha melepaskan cekalan tangan Kenzi pada pergelangan tangannya, walau itu tidak berhasil. "Ken, sakit. " ujar Mawar, diakhiri dengan ringisan, membuat Kenzi langsung melonggarkan cekalannya.

Kenzi menghela nafas panjang, merutuki dirinya yang terlalu kasar terhadap Mawar. "Pulang biar gue anter, ya? "

"Nggak perlu. "

"Sama Gibran? Biar gue bantuin cari Gibran? "

Mawar berdecak keras, melihat Kenzi dengan mata tajam. "Gue nggak perlu bantuan lo Kenzi! Buat apa lo baik sama gue? buat apa lo ngejar-ngejar gue kayak gini? Buat apa lo minta gue buat kayak dulu lagi? Sedangkan lo sendiri nggak berubah, sedangkan lo sendiri masih ngelupaim gue saat ada Melati. Ken...please, kalau lo nggak suka sama gue, gue mohon, jangan giniin gue. Gue ini punya perasaan Ken, jangan mainin perasaan gue. " pertahanan Mawar runtuh, gadis itu kini menangis. "Kalau nggak bisa suka sama gue, yaudah jauhin gue. Lo sendiri 'kan minta buat kita saling ngejauh? Dan sekarang kenapa lo gini? " gadis itu melirih dalam tangisannya.

"Karena sekarang hati ini udah buat lo, Mawar. " Kenzi menghela nafas berat, sembari menyeka wajahnya menggunakan telapak tangan. "Mawar nggak gitu, gu-gue bisa jelasin semuanya. "

"Apa yang bisa lo jelasin, hah? Gue benci sama cowok yang bisanya ngeluarin omong kosong kayak lo! " air mata Mawar semakin deras keluar, membuat Kenzi seakan kekurangan oksigen. "Gue nyesel udah kenal sama lo, lo itu hanya jadi duri dikehidupan gue, Kenzi! "

Kenzi menggeleng kecil, dengan cepat ia menghapus air matanya yang baru saja jatuh. "Kenapa disaat perasaan ini udah dateng, lo malah benci sama gue, Mawar? "

"Gu-gue, sekarang sayang sama lo. " bibir Kenzi bergetar usai mengatakan kalimat itu. "Gu--"

"TOLONG HENTIKAN OMONG KOSONG LO ITU! " potong Mawar cepat, nafas gadis itu tidak teratur membuat bahunya naik turun. Mawar benar-benar capek dengan semua drama ini, Mawar ingin drama ini berakhir.

"Ken, lo bikin Mawar nangis. " Kenzi langsung menoleh kebelakang, ketika mendengar suara yang cukup familiar dengannya itu.

Mulut Kenzi bergetar, lalu perlahan ia beralih kepada Mawar yang terlihat menangis terisak. "M-maaf, gue udah bikin lo nangis. " tangan Kenzi terulur untuk menghapus air mata Mawar, namun tangan itu langsung ditepis kasar oleh Mawar.

"Kenapa baru sekarang minta maafnya? Sedangkan lo udah sering bikin dia nangis, " ujar Gibran, tampak tenang.

Kenzi terdiam, perlahan ia menunduk, bersamaan dengan jatuhnya air matanya. Cepat-cepat Kenzi menghapus air matanya, lalu ia mendongak, memandangi Gibran. "Tolong tenangin Mawar. Maaf gue udah sering bikin dia nangis. Tolong sampaiin perminta maaf 'an gue ke dia. " Kenzi menepuk bahu Gibran beberapa kali, setelah itu Kenzi langsung melangkah, melalui Mawar begitu saja.

Sembari berjalan, Kenzi manghapus air matanya yang jatuh. Entah kenapa air mata itu terasa sulit untuk dihentikan. Air mata itu jatuh karena Kenzi tidak kuasa menahan rasa sakit pada hatinya.

"Eh lo kenapa, Ken? " tanya Edgar, yang berselisih dengan Kenzi.

Kenzi berdecak, sembari membuang muka. "Kelilipan. " setelah itu Kenzi langsung berjalan cepat kearah motornya, meninggalkan Edgar yang tampak kebingunga.

KENZI (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang