(50)Ending

539 20 6
                                    

Hujan turun kian deras, sama halnya dengan air mata Mawar yang jatuh kian deras pula. Mawar menangis dalam pangkuan Cery.

Cery yang berdiri diujung parkiran tidak sengaja melihat Mawar, ia lansung mendekati temannya itu, dan secara tiba-tiba Mawar langsung memeluknya dan menangis. Dan ternyata air mata itu jatuh karena ulah Kenzi, lagi.

"Kenzi pasti balik, kok. " Cery mengusap-ngusap punggung Mawar.  Sejujurnya mulut Cery sedikit berat mengucapkan kalimat barusan, karena ia begitu kecewa dengan Kenzi. Ia berkata seperti itu hanya untuk menenangkan Mawar.

Mawar tidak menjawab, ia terus menangis. Karena Mawar yakin, Kenzi tidak akan berbalik untuk menjemputnya. Jika pria itu benar berbalik untuk menjemputnya, mungkin ia sudah sampai sedari tadi.

Kini Mawar tidak tahu pulang bersama siapa lagi. Jikapun menumpang dengan Cery, tetap tidak bisa. Karena gadis itu juga nebeng dengan Rendi yang kini berada diruang teater, Rendi pun bawa motor.

Tampak mobil hitam berhenti, membuat Cery menoleh kearah sana. Mata Cery menajam, melihat Kenzi turun dari mobil itu.

Cery melarai pelukan, lalu dengan erat ia menggenggam tangan Mawar. Ia melihat dengan tajam pria yang berjalan mendekat, berbeda dengan Mawar, gadis itu masih menangis. "MAU LO APASIH? " serang Cery langsung.

Kenzi menghela nafas panjang, lalu ia tersenyum, membuat Cery benar-benar tidak habis pikir. "Gue mau sahabat lo."

"Lo brengsek. " Mawar melirih.

Kenzi masih tersenyum, lalu anehnya ia membawa Mawar kedalam dekapannya. Ia mengelus lembut punggung Mawar, berusaha untuk menenangkan Mawar. Begitu aneh,  ia yang membuat Mawar menangis dan ia pula berusaha untuk menenangkan Mawar.

Mawar mendorong tubuh Kenzi, gadis itu melihat Kenzi dengan mata tajam. Sedangkan Kenzi tersenyum, seakan merasa tidak bersalah. Dan kini tangan pria itu terulur, menghapus air mata Mawar. "Gue udah disini. "

"Mau lo apasih sebenernya? Heran gue. " Cery melipat tangan didada, melihat Kenzi dengan sinis.

Kenzi menghela nafas panjang. "Gue sengaja nganter Melati dulu, biar gue setelah itu bisa seneng-seneng sama Mawar. "

Mawar menghapus air matanya dengan cepat. "Lo brengsek! "

Kenzi tersenyum, lalu kembali menghapus air mata Mawar yang baru saja jatuh. "Gue berusaha buat nggak brengsek. "

"Gue baliknya lama karena gue jemput mobil dulu. Gue tau bakal hujan, gue juga bawa jaket buat lo. Rumah lo jauh pake banget, beda sama rumah Melati. Jika gue nganter lo dulu, mungkin ditengah jalan kita bakal kehujanan. " Kenzi terlihat mulai serius, ia jadi merasa bersalah akan tindakannya. Tindakannya ini sebenarnya lima puluh persen untuk menguji Mawar saja, melihat cemburu atau tidaknya gadis itu. Memastikan perasaan gadis itu sudah benar-benar hilang atau tidak. Tadipun sebenarnya Melati menolak, tetapi Kenzi memaksanya, dan mengatakan tujuannya sebenarnya.

"Gua juga nggak bakal ninggalin lo kalau si buah Cery nggak ada disini. "

Kenzi berkata serius, tapi ia malah mengejek Cery, membuat Cery mendelik. "Lo salah, ngapain lo nebengin Melati. " serang gadis itu.

"Dia butuh bantuan gue. "

"Cer, dia ngomong gini dibelakang Melati aja. Pas didepan Melati dia lupa sama janji dan omongan manis dia. " kali ini Mawar ikut menyerang.

Kenzi tersenyum hangat. "Itu dulu, sekarang udah nggak. " Kenzi beralih melihat Cery. "Cer, gimana nih? Temen lo cemburu. "

"Cemburu tanda cinta 'kan, Cer? " celetuk Kenzi, membuat Mawar mendelik. "Iyain aja Cer, ntar gue transfer lima puluh juta. "

KENZI (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang