Terima kasih banyak sudah membaca sampai disini. Jangan lupa vote, ya teman-teman.
Hari sepagi ini Mawar sudah tiba disekolah, sekolah pun tampak masih sepi, membuat Mawar sedikit ketakutan melewati koridor. Ini semua karena sang Papa, katanya ia harus tiba dikantor pagi hari, membuat Mawar mau tak mau juga berangkat ke sekolah se pagi ini.
Mawar yang tidak memiliki sim karena belum cukup umur, membuat sang Papa tidak menginzinkannya untuk membawa kendaraan kesekolah. Mengharuskan Mawar pergi sekolah selalu bersama Papa yang kantornya kebetulan searah dengan sekolah. Kalau pulang, kadang dijemput Cakra, tapi kadang Mawar nebeng dengan teman-temannya.
Mawar memasuki kelasnya, tapi seketika matanya menajam, manyaksikan Kenzi dan Melati yang tengah duduk dikursi nomor dua, tepatnya dikursi Kenzi. Mawar mencoba untuk tenang, ia berusaha untuk mengendalikan ekspresinya. Jangan sampai ia terlihat marah, ia harus terlihat biasa saja, seakan tidak ada yang terjadi.
Mawar mengeluarkan ponsel dari saku kemeja sekolahnya. Didalam hati Mawar berdoa, meminta ke tuhan agar teman kelasnya cepat datang ke sekolah. Serta menggerutui Melati, entah apa motif Melati ada disini, padahal ini bukan kelasnya. Dan menyumpahi Kenzi yang sedari tadi berucap manis ke Melati, membuat jiwa dan raga Mawar terasa panas.
Melati ingin pergi dari sini, karena tidak enak dengan Mawar. Tapi Kenzi menahan tangannya, membuatnya tidak bisa apa-apa. Melati ingin berucap, tapi takut didengar oleh Mawar.
Melati ada ide. Dengan cepat gadis itu mengeluarkan ponselnya, dan membuka aplikasi keep. Ia bisa menulis apa yang ingin ia sampaikan kepada Kenzi.
'Gue mau pergi. Nggak enak sama Mawar gila, lepasin tangan gue! '
Kenzi menciutkan bibirnya, sambil membaca didalam hati apa yang ditulis oleh Melati. Kenzi terkekeh. "Lo lucu, ya," ujar Kenzi, mengacak rambut Melati.
Melati mengumpati Kenzi didalam hati. Gadis itu mengertak Kenzi, membuat Kenzi tertawa terbahak-bahak. Entah kenapa itu lucu menurut pria itu.
"Kalau mau ngomong, ngomong aja, " ujar Kenzi gemes, mencubit pipi gadis itu. "Kenapa sih? " lanjut Kenzi sambil tertawa tertahan, karena Melati membekap mulut pria itu.
Tangan Mawar mengepal, serasa ingin meremas ponsel yang ada ditangannya sampai pecah. Tidak telinga Mawar saja yang terganggu oleh omongan mereka, tapi hati Mawar juga.
Dengan emosi Mawar membalikkan badannya, emosinya semakin menaik ketika melihat Melati membekap mulut Kenzi yang ingin memecahkan tawaan.
BRUK!
"AAH! "
"MELATI!"
Dengan mata berkaca-kaca Mawar berlari keluar dari kelas. Ia tidak tahu apa yang terjadi, yang jelas ia menendang meja dan Melati berteriak diikuti oleh Kenzi.
**
Mawar mengubah posisinya jadi menghadap sebelah kanan, capek dengan posisi sebelumnya. Sudah tiga jam gadis itu terpuruk lemah didalam kantin, pipinya ia tempelkan ke telapak tangan, terkadang ia juga menenggelamkan kepala kedalam lipatan tangannya.
Mungkin kalian mengira Mawar bolos, kalian salah, hari ini guru rapat. Membuat Mawar setia berada didalam kantin. Ponselnya sedari tadi mengeluarkan notif, mungkin itu dari Cerry yang menanyakan keberadaannya. Tapi tidak ada niat dihati Mawar untuk membalas.
Mawar mendongak, ketika ada yang menarik lengannya. "Gibran, " lirih Mawar memandangi Gibran.
Gibran kali tampak berbeda. Biasanya ia datang dengan ekspresi tenang, tapi sekarang ekspresi pria itu seakan marah. Matanya menajam melihat Mawar, membuat Mawar sedikit ketakutan.
![](https://img.wattpad.com/cover/261222575-288-k103645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZI (END)
Teen FictionCover by: grapicvii "Tapi gue sukanya sama Melati, bukan sama lo, Mawar." -- Kisah cinta remaja itu rumit, tidak tertebak, namun begitu indah. Saking indahnya, perjalanan dari kisah cinta itu tidak segan-segan mengukir luka pada hati kita. Terkadang...