(24)Seragam Melati

208 18 1
                                        

Jangan lupa vote, ya...

"Gila! Abis rambut gue di potong si Rifal kampret! " getutu Otak didepan kaca, sembari merapikan rambutnya.

Tadi jam terakhir OSIS melakukan razia, mulai dari rambut, kuku, sampai dengan seragam yang tidak memenuhi uturan sekolah. Salah satu korbannya yaitu Otak, rambut Otak dipotong asal oleh anggota osis yang bernama Rifal. Membuat Otak sedari tadi menggerutu, padahal itu salahnya sendiri, siapa suruh tidak memotong rambut.

Kenzi tertawa terbahak-bahak diatas penderitaan Otak. "Mampus!"

Rio juga ikut tertawa terbahak-bahak. "Tuh liat, dibelakangnya colak gila! " eboh Rio sembari menunjuk rambut Otak bagian belakang, membuat Kenzi kembali tertawa. Bahkan kini Gibran juga tertwa, melihat betapa jeleknya potongan Rifal.

Otak kembali mengumpat, berusaha menutupi bagian yang colak. "Gimana caranya gue keluar kalau gini," ujar pria itu sembari melihat kaca jendela, untuk memastikan sekolah sudah sepi atau belum. "Ntar fans gue makin klepek-klepek. " gumam pria itu, kembali fokus pada rambutnya.

Rio mendelik, lalu beberapa kali ia seakan meludah mendengar ucapan dari Otak. "Najis! "

"Eh Tak, sekolah ngelarang make topi, ya. " Kenzi berkata seperti itu karena Kenzi sudah bisa menebak, kalau Otak besok memakai topi. "Gue cuman ngingetin. " setelah itu Kenzi langsung beranjak meninggalkan ketiga sahabatnya.

"Kemana lo gila? " teriak Rio, mengeluarkan kepalanya dari kaca jendela.

Kenzi membalikan badannya, lalu berkata. "Pulang, bosen gue. " setelah itu Kenzi kembali melangkahkan kakinya.

Kenzi bersiul kecil, merasa amat bersyukur dan berterima kasih kepada Melati yang sudah menyuruhnya untuk memotong rambut.  Jika tidak, mungkin kondisi rambut Kenzi tidak akan jauh berbeda dengan rambut Otak sekarang.

Ponsel didalam saku Kenzi bersuara, membuat pria itu cepat-cepat merogohnya dari dalam saku celena. Kenzi tersenyum, melihat siapa yang mengiriminya pesan.

Melati: lo dimana?

Melati: tolong anterin gue pulang please

Melati: ntar gue bayar bensin lo

Kenzi: nggak lo suruh gue bakal tetap nganterin lo kok

Kenzi: nggak usah bayar

Kenzi: lo dimana?

Melati: gerbang

Kenzi langsung berlari kearah gerbang sekolah. Namun ketika melihat gadis itu dari kejauhan, senyuman Kenzi memudar. Langkah kaki Kenzi memelan, sampai ia benar-benar berada didepan gadis itu. Kenzi menyerngit, memandangi Melati dari atas sampai bawah. Seragam Melati penuh dengan coretan spidol. "Lo habis kena razia? " tanya Kenzi dengan suara lambat.

Melati menciutkan bibirnya, lalu mangangguk. "Seragam gue udah kekecilan," jawab Melati.

Kenzi berdecak-decak sembari geleng-geleng kepala. "Bandel si lo! " ujar pria itu seakan memarahi, ia menyentil lambat kening Melati. Membuat gadis itu mengaduh, sembari mengusap-ngusap keningnya.

"Siapa yang berani nyoret seragam Melati? Bilang sama abang, biar abang marahin dia." Melati seakan ingin muntah mendengar ucapan dari Kenzi barusan.

Kenzi merangkul bahu Melati, lalu membawa gadis itu menuju parkiran. "Siapa? " tanya Kenzi, lagi.

Melati seakan berfikir, ragu-ragu ingin menjawab. "Mawar, " ujar gadis itu.

Sontak Kenzi menghentikan langkahnya, pria itu seakan kaget. "Kenapa? Wajar dong, kan gue ngelanggar," ujar Melati santai, menyadari perubahan raut wajah Kenzi.

KENZI (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang