BAGIAN EMPAT (JADI ISTRI BIMO)

1.1K 140 23
                                    

Hallo selamat malam? Ada yang menunggu kah?

happy reading dan semoga suka ya.

Mari komen - komen hiihiii

Sejujurnya, aku masih belum percaya dengan apa yang aku saksikan pagi ini. Sebuah pemandangan menakjubkan yang berhasil membuat senyum di bibirku langsung terbit ketika mataku baru saja terbuka. Syahdan Bimo Rizaky - sebuah nama yang selalu aku sertakan dalam setiap doa yang aku panjatkan kepada sang khalik, akhirnya dapat menjadi objek nyata yang menyambutku ketika jiwaku kembali dari alam mimpi yang sering kali menyesatkan.

"Dari jarak segini dan dalam kondisi tidur, lo itu udah kelihatan ganteng banget tahu, Bim." Aku memuji Bimo dengan tulus. Bukan saja karena saat ini Bimo berstatus sebagai suamiku, tapi karena faktanya Bimo memang memiliki tingkat ketampanan rupa yang di atas rata - rata.

Fyi, aku sering kali membayangkan rupa anak - anak kami kelak setelah hari pernikahan kami ditentukan oleh keluargaku dan juga keluarganya. Tolong jangan tertaawa! Aku tahu hal ini pasti terdengar aneh mengingat hubunganku dengan Bimo yang jauh dari kata - kata baik. Tapi ini serius kalau aku memang sudah sering membayangkan perpaduan wajah kami pada wajah anak - anak kecil yang akan menjadi pelengkap kehidupan kami ke depan. Memanggil kami dengan sebutan Mama dan Papa. Pasti akan sangat menggemaskan. Membayangkannya saja sudah mampu membuat aku bahagia, bagaimana jika sudah terwujud? Sudah pasti aku akan menjadi wanita paling bahagia karena hidup dikelilingi oleh mereka. Ya Tuhan! Rasanya aku benar - benar sudah tak sabar menantikan momen itu terwujud.

Eits! Sebelum masa itu datang, aku akan lebih dulu mengerjai Bimo dengan segala macam permintaanku saat hamil. Kalau kata orang - orang itu, ngidam 'kan ya? Kalau kata orang - orang sih, ngidam itu bisa dijadiin alasan paling ampuh para istri buat meminta apapun ke orang - orang terdekat, terutama ke suami sendiri. Konon katanya, permintaan ibu hamil itu berasal dari si jabang bayi yang kalau nggak diturutin bisa - bisa anaknya jadi ileran gitu. Entah benar atau tidak, yang penting the power of "ngidam" itu bisa mewujudkan keinginan para ibu deh.

Eh, tunggu - tunggu. Tapi bagaimana caranya agar aku dapat merasakan momen tersbut terjadi dalam hidupku? Jangankan untuk melahirkan dan membayangkan anak - anak kecil akan memanggilku dengan sebutan mama jika harapan untuk aku mengandung pun tak ada. Bagaimana bisa aku hamil jika tak ada yang menghamiliku?

Coba koreksi kata - kataku ya, takut aku keliru. Seingat aku, ketika mata pelajaran biologi bab sistem reproduksi manusia itu pernah dijelaskan bahwa kehamilan itu dapat terjadi jika ada sel sperma yang dimiliki para kaum laki - laki yang berhasil membuahi sel telur milik para perempuan. Lah ini, boro - boro terjadi pembuahan kalau si bapak yang punya sekumpulan kecebong itu nggak mau transferin itu anak - anaknya ke telur aku. Mending mau coba, lah ini baru aku kasih senyuman super duper hangat khas nyonya Elsara Rizaky ini saja dia sudah melotot. Belum lagi pas dia lihat penampilanku semalam. Bukannya senang, eh penyakit maki - maki ke akunya malah kambuh.

"Tapi sayang...." Aku mengerucutkan bibirku setelah mengembuskan napas terlebih dulu. "Kalau ngomong ke gue pedes banget! Mana muka lo jutek banget lagi. Coba deh Bim, manis dikit ke gue deh. Udah pasti gue nobatin lo jadi suami paling ganteng dan baik di dunia ini."

Cukup lama memandangi wajah suamiku yang tampaknya justru semakin lelap dalam tidurnya, suara azan subuh mulai terdengar. Tentu bukan langsung dari masjid atau musala, melainkan dari aplikasi pengingat waktu salat yang sengaja aku pasang di ponsel karena kami masih berada di hotel tempat resepsi pernikahan kami digelar kemarin. Harusnya ditambah malam pertama yang biasanya sudah menjadi menu utama para pasangan pengantin baru. Ya, biasanya. Karena aku dan Bimo bukan pasangan pengantin yang biasa, jadi acara malam pertama yang kata orang - orang nikmat itu terlewati sudah.

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang