Yok mana suaranya yoook
Yok lanjut yoook
Serbu part ini dengan banyak komen ya hehehhe..
bagi votennya juga biar aku tambah semangat hihihi
dan yang belum follow, yuk jangan lupa klik follow dulu ya hehe. biar kalau ada informasi tentang cerita ini, kalian bakal tahu hihihi
syudah siap???
Yang tad minta update, tunjukan komentar kaliaaaan hihiiiiii
yuk mariiiiiiiii panggil Mas Bimo
***
Secara perlahan, Bimo mulai menarik diri. Menjauh dari tubuh sang istri yang berada tepat di bawah tubuhnya.
"El?" Bimo memanggil nama sang istri. Terdengar keraguan pada suaranya. Tangannya sudah melayang di udara, berniat untuk membelai wajah basah Elsa yang sayangnya didominasi air mata, bukan keringat seperti yang membaluti tubuhnya. Namun sayang, niatnya menyentuh wajah Elsa harus Bimo urungkan karena Elsa lebih memilih menghindar. Bahkan wanita itu enggan menatap wajah sang suami.
"Gue udah melaksanakan kewajiban gue sebagai istri 'kan, Bim?" tanya Elsa yang terdengar sarkas. Baru setelah itu, Elsa kembali menoleh ke arah sang suami yang masih juga belum beranjak dari atas tubuhnya. Senyum tipis coba Elsa sajikan di bibirnya untuk Bimo. "Jadi bisa kita istirahat, Bim?"
Kepala Bimo mengangguk kaku. Bimo lantas menggulingkan tubuhnya ke temat kosong yang berada persis di sebelah sang istri.
Elsa buru - buru menarik selimut untuk menutup bagian tubuhnya yang polos karena perbuatan Bimo. Baru saja akan memiringkan tubuhnya untuk memunggungi sang suami, tangan Bimo sudah kembali mendarat di bahu polosnya. Sehingga, mau tak mau Elsa kembali membalik tubuhnya ke arah sang suami.
"Malam ini sekali aja ya, Bim?" ujar Elsa yang sebenarnya merupakan sebuah penolakan. "Gue cape banget. lo juga pasti cape juga 'kan? Apalagi lo besok harus kerja?" Elsa menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Tangan kirinya terulur menyentuh wajah Bimo yang kemudian disusul dengan sebuah kecupan singkat pada ujung bibir Bimo. "Selamat tidur." Tanpa menunggu reaksi dari Bimo, Elsa langsung membalikkan tubuhnya dan kembali memunggungi sang suami.
Bimo yang melihat sikap Elsa yang sangat berbeda dari sebelum - sebelumnya hanya bisa terpaku. Hatinya terusik dengan air mata yang mengalir sepanjang mereka berhubungan. Tidak seperti sebelumnya, Bimo jelas dapat merasakan bahwa Elsa tak menikmatinya.
Ingin rasanya Bimo mendekap tubuh Elsa yang bergetar. Dia tahu bahwa istrinya sedang melanjutkan tangisnya yang sempat tertunda. Namun egonya melarang. Jadi, dia biarkan saja Elsa menangis.
Sementara Bimo sendiri memilih merebahkan tubuh dengan wajah yang menghadap langit - langit kamar. Bayang - bayang wajah Elsa yang menangis saat berada di tubuhnya tadi masih begitu teringat jelas. Istrinya tak mengatakan apapun, dia menuruti semua ucapan Bimo. Walaupun bersamaan dengan itu, tangis Elsa juga pecah.
"Bego lo, Bim!" Bimo memaki dirinya sendiri di dalam hati sembari menjambak rambutnya dengan kasar. Matanya sedikit melirik ke arah sang istri. Hatinya kian terusik kala melihat tubuh Elsa kian berguncang hebat, tapi isak tangisnya tidak terdengar. Sudah pasti, Elsa sedang bersusah payah meredam tangisannya.
Wajah Bimo kembali berpaling ke langit - langit kamarnya. Matanya terpejam lalu bibirnya mendesah panjang. "Otak lo dimana sih, Bim? Bisa - bisanya lo nidurin Elsa? Itu tergolong maksa nggak sih? Kalau iya, berarti gue perkosa istri gue gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMUFLASE
RomanceThe story of Bimo & Elsa. Pernikahan Bimo dan Elsa terjadi karena sebuah perjodohan. Masing - masing memiliki rahasia yang menjadikan sebuah alasan, kenapa nenyetujui pernikahan yang semula tak terbayangkan. Bimo dengan rasa benci dan dendamnya te...