BAGIAN LANJUTAN

696 96 49
                                    

Lanjutan part kemaren

Dikit doang kok.

Harusnya masuk ke part kemaren, tapi berubung mataku udah ga kuat.

Yasudah 🤣

Happy reading...

***

Elsa hanya mampu berlari sekencang mungkin. Malam ini, untuk malam ini biarkan dia mencurahkan seluruh isi hatinya melalui air mata. Biarkan Elsa meluapkan rasa sesak yang sedari tadi menghimpit dadanya. Dan rumah itu bukan tempat yang tepat bagi Elsa untuk mencurah seluruh rasa sakit di hatinya. Oleh karena itu, Elsa memutuskan untuk pergi sejenak. Meninggalkan rumah beserta semua orang yang tak merasa keberatan karena ketidak hadirannya.

Acara itu tetap berlanjut. Pembicaraan kedua orangtuanya dan orangtua Nando tetap berjalan. Selain membahas mengenai bisnis, pembicaraan mereka juga berlanjut mengenai perjodohan. Bedanya, perjodohan yang saat ini mereka bahas bukan lah lagi tentang Nando dan Elsa. Melainkan tentang Nando dan Inar.

Sepintas, Elsa mampu melihat binar bahagia pada wajah Maya - Mama Nando ketika memmbahas tentang Inar dan juga anaknya. Sementara Yodha dan Ganda sibuk dengan berbagai prospek bisnis mereka ke depannya. Terlebih setelah perusahaan mereka menjalin kerja sama.

Namun raut wajah berbeda ditunjukkan oleh dua orang yang juga berada di sana. Selain Mamanya yang juga tahu tentang perasaannya pada Nando, tentu Nando sendiri yang menunjukkan raut wajah tak bersahabat.

Beberapa saat lalu, sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Nama sang adik tertera di layar ponselnya sebagai pengirim pesan.

From : Inar

Kak, Mama & Papa jodohin aku sama Kak Nando. Aku seneng banget kak. Kak Nando juga barusan telpon aku, katanya besok Kak Nando yang bakal jemput aku. Aku bener - bener seneng, Kak. Bener - bener seneng. Kata Mama, Kakak yang berusaha mendekatkan kami. Terima kasih ya, Kak. Inar sayang, Kakak.

"Kakak juga sayang kamu, Nar. Sayang banget," balas Elsa yang hanya mampu terucap di bibir. Senyum memang tersungging di bibirnya kala membaca pesan yang sarat akan kebahagiaan dari adiknya. Namun tidak dengan hati dan air mata yang menunjukkan, seberapa hancur perasaannya saat ini. Elsa harus merelakan seseorang yang telah dicintainya sejak lama untuk bersanding dengan perempuan lain yang notabennya adalah sang adik.

"Tuhan, aku tidak ingin menyerah. Tapi jika aku bisa meminta, aku mohon izinkan aku bahagia....sekali saja."

***

"Kak, beli nasi goreng kek sana. Laper nih gue," pinta Nala - salah satu dari adik kembar Bimo.

"Udah malem, Dek," kata Bimo coba menolak. "Besok aja deh ya."

Nala memutar bola matanya malas. "Kakak Bimo ku tersayang, yang namanya penjual nasi goreng itu adanya emang malem - malem. Kalau adanya pagi itu namanya penjual nasi uduk."

Bimo mendengus pelan."Itu juga Kakak tahu. Hampir tiap pagi 'kan yang beli nasi uduk buat kamu dan Nola itu Kakak."

"Dih kok diungkit - ungkit?" Kali ini Nola yang baru saja masuk ke kamar Bimo ikut menimpali. "Nggak ikhlas gitu sama adek sendiri lo, Kak?" Nola menggeleng - gelengkan kepalanya. "Tega amat lo, Kak."

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang