Masih lanjutan yang part sebelumnya yaaaa
Ihihii
Semoga part ini bisa menjawab pertanyaaan2 kalian ya
***
Sepanjang perjalanan, Nando dan Elsa terus bertukar cerita. Banyak hal yang menjadi topik pembicaraan mereka, seakan topik itu tak akan habis walaupun terus diceritakan. Dimulai dari masalah penyusunan skripsi, Dipta yang sedang galau, hingga mengenai Bimo yang didekati seorang gadis bernama Lyla pun tak luput dari perbincangan mereka.
"Terus Bimo terima kue dari cewek yang namanya Lyla itu, nggak?" Elsa bertanya setelah Nando bercerita tentang Bimo dan Lyla.
Nando mengangguk. Matanya melirik ke arah kotak bekal berwarna biru yang belum tersentuh isinya itu. "Itu di depan kamu, katanya sih isinya kue dari Lyla buat Bimo. Eh, si Bimo malah ngiranya si Lyla jualan kue dan lagi ngasih testernya." Kepalanya Nando menggeleng. "Punya sohib kok lempeng amat ya. Gimana mau punya pacar kalau gitu?"
Dan Elsa tak mampu menahan tawanya yang geli. Membuat Nando semakin dibuat terpana oleh kecantikan yang tampak di wajah gadisnya itu.
"Lo makin cantik kalau ketawa gini terus deh, El." Kalimat itu bukan lah sebuah bualan khas lelaki untuk memikat seorang perempuan. Melainkan yang memang sebenarnya. Jangankan saat tertawa bahagia seperti yang baru saja Elsa tunjukkan pada Nando. Bahkan saat Elsa terlihat begitu marah pun, Nando sudah menganggap Elsa cantik.
"Basi banget lo ah, Nan," balas Elsa disusul sama tawanya lagi.
"Kalau gue buka dan cobain kue ini, boleh nggak?" tanya Elsa sembari mengangkat kotak bekal. "Tiba - tiba gue laper nih," kata Elsa selanjutnya sembari meringis kecil.
"Eh eh, lo laper?" Bukan sebuah jawaban yang dirinya berikan. Nando justru menanggapi pertanyaan tersebut dengan pertanyaan lainnya. "Kita berhenti dulu deh ya, cari makanan buat lo."
Buru - buru Elsa memberikan gelengan. Gadis itu jelas menolak permintaan teman yang sudah menemaninya sejak dirinya masih kecil itu.
"Eh, nggak apa - apa? Lo mau makan apa? Mau berhenti dimana?"
"Nggak usah, Nan." Sekali lagi Elsa memberikan penolakan. "Cukup makan kue yang ada di dalam tempat ini aja, udah cukup kok."
"Ya, tapi kan...."
Elsa terkekeh pelan. "Perasaan tadi gue cuma nanya, boleh makan kue ini apa nggak? Kok lo malah nawarin gue makan segala sih?"
"Ya kan lo tadi bilang laper."
"Makanya gue butuh cepet," sahut Elsa lagi diiringi tawa. "Boleh nggak?"
Nando kemudian menghela napas panjang. "Serius nih?" Nando masih berusaha membujuk. Bukan apa - apa, dia juga ingin waktu kebersamaannya dengan Elsa menjadi bertambah panjang. Oleh karena itu, sejak tadi Nando berusaha untuk mengajak Elsa sekedar minum kopi atau mungkin. "Bakso gimana?"
"Nan...."
Sekali lagi Nando menghela napasnya. Kali ini dengan sebuah anggukan, tanda bahwa dirinya menyerah. Baiklah, dia akan menuruti gadisnya.
Gadisnya? Benarkah Elsa memang gadisnya? Miliknya? Ya, semoga saja Tuhan dan semesta mengizinkannya. Itu yang ada di dalam benak Nando.
"Jadi, boleh nggak?" tanya Elsa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMUFLASE
RomanceThe story of Bimo & Elsa. Pernikahan Bimo dan Elsa terjadi karena sebuah perjodohan. Masing - masing memiliki rahasia yang menjadikan sebuah alasan, kenapa nenyetujui pernikahan yang semula tak terbayangkan. Bimo dengan rasa benci dan dendamnya te...