BAGIAN LIMA PULUH

982 185 64
                                    

HAYLOOOOO HIHIHI...

GIMANA PART SEBELUMNYA?

BIKIN CENAT - CENUT NGGAK? HEHHE

ELSA HAMIL YAWWW HIHII

YUK MARI DOAKAN AGAR ELSA DAN DEDEK BAYINYA SELALU SEHAT YAAAA

OH IYA, YANG BELUM FOLLOW AKUN INI. JANGAN LUPA FOLLOW YA HEHEHHE

MAACIWWW

****
"Lo nggak perlu khawatir, kalau lo memang cape." Elsa menarik napasnya dalam sembari berusaha menahan isak tangisnya. "Lo boleh batalin perjanjian kita kok, Bim. Nggak usah ada lagi pernikahan yang sebenarnya. Kita balik lagi kayak semulanya aja. Lo bisa cuekein gue lagi kayak dulu."

Kedua tangan Bimo mengepal kuat tepat setelah Elsa menyelesaikan kalimatnya. Ketika langkah kaki Elsa mulai terdengar di telinganya, Bimo memutar tubuhnya secepat kilat. Buru - buru Bimo mengejar Elsa dan menarik tangan Elsa hingga tubuh Elsa berputar dan menghadap ke arahnya dan yang dilakukan Bimo selanjutnya adalah menyatukan bibr mereka. Mencium bibir Elsa secara paksa.

Berbeda dengan malam sebelumnya, kali ini Elsa menolak ciuman Bimo sekuat tenaga. Dia berusaha memberontak dengan cara memukul dada Bimo. Namun yang terjadi adalah Bimo justru semakin erat mendekap tubuh Elsa. Hingga akhirnya Elsa berhasil mendorong tubuh Bimo dan melepaskan dirinya dari dekapan sang suami yang memaksa.

"Kenapa?" tanya Bimo dengan tatapan tajam. Tak peduli dengan wajah Elsa yang telah bersimbah air mata. Bimo justru kembali melangkah maju mendekati istrinya. Sampai kata - kata yang keluar dari bibir Elsa berhasil membuatnya menghentikan langkahnya bahkan terpaku di tempatnya.

"Kalau alasan lo menerima permintaan gue kemarin hanya agar lo punya jalan untuk menikmati tubuh gue, harusnya lo nggak perlu jadiin gue istri lo yang sesungguhnya. Lo nggak perlu bersikap selayaknya seorang suami dan memperlakukan gue kayak istri lo yang sebenarnya kalau yang lo mau cuma badan gue aja, Bim!" Baru kali ini Elsa mampu membentak Bimo. Kakinya maju satu langkah sehingga tubuhnya dan tubuh Bimo kembali mendekat.

"Lo cukup bayar gue dan jadiin gue pelacur lo, Bim."

Plak

Sebuah tamparan keras baru saja bersarang pada pipi Elsa. Bukan hanya Elsa yang merasa terkejut, Bimo sebagai pelaku juga terkejut bukan main. Bimo sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya dapat melakukan hal sekasar itu pada istrinya.

Tubuh Bimo bergetar hebat. Kedua matanya menatap tangannya nanar. Perlahan, Bimo mulai mengalihkan pandangannya ke arah Elsa yang terlihat begitu shock dengan tangan yang masih berada di pipi. Sekilas, Bimo dapat melihat pipi merah Elsa karena tamparanya.

"El, gue nggak--" Baru saja akan mendekat, kakinya sudah kembali terhenti saat Elsa mengangkat salah satu tangan ke arahnya. Masih enggan menatap sang suami, Elsa hanya memberi tanda melalui tangannya agar tak lagi mendekat ataupun berbicara kepadanya.

Bimo tercekat. Kakinya terasa kaku seketik, hingga sulit digerakan.

"Bim, nanti lo angetin sup-nya sendiri aja ya?" Bukan makian yang keluar dari bibir Elsa saat wanita itu akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap suaminya. Masih lengkap dengan senyuman, Elsa berusaha berbicara lembut kepada Bimo. "Gue kayanya cape banget nih. Lo makan sendiri aja dulu ya?"

Bimo benar - benar dibuat tak berkutik. Dia hanya mampu memandang segala aktivitas yang dilakukan istrinya. berawal dari mletakkan bungkusan berisi makanan di atas meja makan, lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mereka yang berada di lantai dua.

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang