BAGIAN SEBELAS (PETAKA MALAM)

736 103 12
                                    

Pada penasaran ya, mereka sebenarnya ngapain malam itu?

Oke, mari kita kupas di part ini ya. Apa sih yang sebenarnya terjadi pada Elsa - Bimo - Nando?

Yuk, yang penasaran angkat tangan!

Penasaran?

Siap menyambit eh menyambut Mas Bimo?

Yuk mareeee ~~

***

"Gila lo, Bim!" maki seorang pria seumuran Bimo yang wajah dan tubuhnya basah karena peluh. Bagaimana tidak? Pria bernama Bagaskara Pradipta itu baru saja membantu sahabatnya yang nyaris dikeroyok oleh beberapa orang bertubuh besar. Alasannya? Karena Bimo didisinyalir menggoda seorang perempuan di sebuah kelab malam.

"Kok bisa - bisanya sih lo malah nyasar di kelab malam?" Dipta - sapaan sahabat Bimo masih saja meluapkan kekesalannya. "Bukannya lo lagi honeymoon sama bini lo? Kok malah lo ke kelab malam? Sekarang mana bini lo? Malah godain cewek lain? Otak lo dipake buat mikir apa nggak sih, Bim?"

Bukan hanya kesal karena acara liburannya bersama sang istri yang terganggu akibat telepon sialan dari sahabatnya itu, tetapi juga karena ulah Bimo yang membuatnya tak habis pikir. Seorang Syahdan Bimo Rizaky, nyaris dipukuli oleh beberapa orang karena menggoda seorang wanita di kelab malam? Oh Tuhan, bahkan Dipta tahu betul bahwa sahabatnya itu sangat anti dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia malam.

Ah, boro - boro bermain - main dengan para perempuan. Sekedar menghisap rokok saja, sahabatnya itu sudah batuk - batuk seperti tersedak biji salak.

"Bini lo kurang ngasih belaian atau--"

"Gue nggak sengaja bisa nyasar kesini, Dip!" Setelah sekian lama diam membiarkan sahabatnya itu memaki dirinya, Bimo pun membuka suara. Suaranya terdengar begitu dingin, tatapannya tajam menatap ke arah Dipta. Membuat Dipta sempat bergeridik ngeri "Mana gue tahu, kalau cewek yang gue bantu di tengah jalan tadi itu ternyata justru membuat gue nyaris mati dikeroyok orang - orang tadi. Cewek itu minta tolong. Dia sendirian di pinggir jalan yang gelap gitu. Ya menurut lo? Gue nggak bantu gitu?" Bimo menjelaskan penuh emosi. "Sialnya, cewek yang gue bantu itu justru bawa gue ke kelab malam dan fitnah gue. Bilang gue mau macem - macemin dia! Brengsek!"

Dipta menghela napas panjang. Tiba - tiba ponselnya berdering nyaring. Nama sang istri muncul pada layar ponselnya, membuatnya buru - buru mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo, Sayang...."

Bimo mendengus pelan sembari mengusap ujung bibirnya yang memar karena baku hantam yang terjadi tadi. mendengar suara Dipta yang berubah drastis saat berbicara dengan istrinya di telpon. Melihat kemesraan Dipta dengan istrinya, membuat Bimo tersenyum miris. Entah mengapa, pikirannya tertuju pada perempuan yang dirinya tinggalkan di villa.

Sempat diselimuti keraguan, tangannya bergerak menuju saku dimana ponselnya di simpan. Tangannya masuk ke dalam saku, lalu merogohnya dan mengambil ponsel yang sedari tadi sengaja Bimo non aktifkan. Persis setelah ponsel itu kembali aktif,banyak pesan dan panggilan yang di dominasi dari nomor sang istri.

Bimo kembali tersenyum miris. Istri? Ah, ya benar. Elsa istri nya kan? Istri yang terpaksa dirinya nikahi karena sebuah perjodohan atau karena dendam masa lalunya pada perempuan itu.

Baru saja Bimo akan membuka salah satu pesan yang dikirimkan oleh Elsa, ponselnya kembali berdering. Sebuah panggilan yang berasal dari nomor yang sama.

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang