BAGIAN DUA PULUH EMPAT

836 125 92
                                    

Back to masa kini yaaa hehehhe

Maaf kalo dalam penulisan dan alur aku masih banyak kekurangan

Masih belajar hehehe

Yuk mareee

Happy reading....

***

"Ma-maaf, Mi...." Hanya kalimat itu yang akhirnya lolos dari bibir seorang Elsara Nasafika saat sang ibu mertua meminta penjelasan kepadanya mengenai hal yang sesungguhnya terjadi saat di Bali. "Tapi itu memang benar." Elsa lantas menghapus air mata yang kembali menetes dari sudut matanya, "Apa yang Bimo ceritakan ke Mami soal...kejadian malam itu memang benar. Nando...Nando...." Elsa sudah tak sanggup lagi melanjutkan kalimatnya. Kejadian itu kembali berputar di kepalanya.

Viani telah mengetahui semua. Sang putra memang sudah menjelaskannya secara detail kepada dirinya sebelum Bimo mengajak Elsa kembali ke rumah. Tentu tanpa menjelaskan tentang aktivitas panas yang akhirnya terjadi di antara dirinya dan Elsa setelah Bimo berhasil menyelamatkan sang istri dari kebiadaban sahabatnya itu. Ralat, mantan sahabat lebih tepatnya.

Sejujurnya, Viani pun tak mempercayai ucapan besan yang diketahuinya memiliki sikap yang buruk terhadap menantunya itu. Namun kondisi tubuh dan psikisnya yang sedang lelah karena harus mengurus suaminya yang sakit membuatnya belum mampu berpikir dengan jernih, sehingga Viani membutuhkan waktu untuk menenangkan diri. Beruntung, sang putra mendekatinya dan menjelaskan semuanya saat dirinya sudah merasa lebih tenang dan mampu berpikir dengan jernih.

"Oke, Sayang....oke." Buru - buru Viani meminta Elsa untuk menghentikan ucapannya. Tak lupa tangannya bergerak untuk menghapus titik - titik air mata yang mengalir di wajah menantunya itu. "Jangan kamu lanjutkan, Sayang. Mami sangat tahu jika kamu begitu terluka." Dan Viani tak juga mampu menahan air matanya.

"Maafin El, Mi. El nggak bisa jaga diri. El--"

"Ssst, Sayang. Cukup yaa...." Viani menarik tubuh Elsa ke dalam pelukannya. "Jangan pernah kamu menyalahkan diri kamu lagi. Kamu nggak salah, Sayang. Itu bukan salah kamu." Viani masih terus berusaha menenangkan Elsa yang tangisnya justru semakin kencang. "Maaf, maaf tadi Mami sempat mendiamkan kamu ya, Sayang."

"Tapi Elsa berani bersumpah, Mi. Elsa nggak sempat diapa - apain sama Nando. Bimo berhasil nolongin Elsa, Mi. Elsa jamin itu. Satu - satunya laki - laki yang pernah menyentuh Elsa cuma...." Mendadak Elsa teringat akan malam panas yang juga terjadi malam itu. Sebuah kejadian yang tak akan pernah dilupakan Elsa seumur hidupnya. Malam yang pada akhirnya benar - benar menjadi malam pertamanya.

"Cuma?" beo Viani berusaha memancing. "Cuma siapa?"

Elsa yang tersadar dari lamunannya pun seketika menunduk. Wajah sembabnya yang masih basah karena air mata, kini terlihat semakin memerah. Bukan saja karena tangisannya, tapi karena ingatannya melayang pada momen malam pertamanya bersama Bimo.

"Bi-Bimo, Mi...." jawab Elsa sembari menunduk. "Elsa nggak pernah melakukan hal itu dengan laki - laki lain kecuali Bimo, Mi."

Viani mengulas senyum kecil. Jari telunjuknya sengaja diletakkan di dagu Elsa , lalu menekannya ke arah atas hingga Viani dapat kembali melihat wajah sang menantu.

"Tapi kamu dan Bimo baru melakukannya setelah kalian menikah 'kan?" tanya Viani yang sebenarnya hanya ingin menggoda.

"Ma-maksud, Mami?" tanya Elsa kembali gugup.

Viani mengedikkan bahu cuek. "Anak Mami bener - bener nggak pernah nyolong start buat anak waktu kalian pacaran 'kan?"

Mata Elsa langsung melebar. Kepalanya menggeleng cepat - cepat. "Nggak, Mi. Elsa berani sumpah, Elsa dan Bimo--"

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang