BAGIAN LIMA PULUH TUJUH

1.1K 175 55
                                    

Hallo....

Yuk mana yang kangen pasangan ini?

Mana suaranya yoookkk

Komen yang banyak yaa

Biar aku semangat lagi buat nulis ekekek

***

"Gimana ceritanya Elsa bisa nggak ada?" Baru saja tiba di depan pintu kamar perawatan sang istri, Bimo sudah mencerca adik iparnya dengan sebuah pertanyaan. Raut kekhawatiran jelas tampak dari wajahnya.

"Harusnya gue yang tanya ke lo!" balas Frean dengan suara ketus. "Kan lo yang lebih dulu tadi sama Kak El, nungguin Kak El. Harusnya lo yang lebih tahu dimana istri lo sekarang! Harusnya, sebelum gue sampai, lo tetap di kamar dulu. Jagain Kak El, sampai gue datang."

Enggan menanggapi lebih lanjut omelan dari adik iparnya itu, Bimo memilih menerobos masuk ke dalam ruang perawatan milik sang istri. Ia ingin memastikan bahwa Elsa benar - benar tidak ada di dalam kamar tersebut.

"Lo mau ngapain lagi?" tanya Frean saat melihat Bimo membuka pintu ruangan tersebut. "Kita harus nyari Kak El, Bim!" lanjut Frean yang suaranya terdengar gemas.

"El...." Memilih mengabaikan pertanyaan Frean, Bimo kemudian membuka pintu kamar mandi. Tak menemukan apa yang dirinya cari, Bimo melanjutkan langkahnya untuk menuju brankar dimana Bimo melihat Elsa terakhir kalinya saat meninggalkan istrinya tersebut.

"Bim, Kak El nggak ada," kata Frean berusaha memberi tahu Bimo. Ia terus mengikuti langkah Bimo yang berada di depannya. "Gue udah cari. Kak El nggak ada, makanya gue telepon lo tadi."

"El..." Lagi, suara Bimo memanggil nama sang istri. Kini balkon menjadi tujuannya. Setelah memastikan tak menemukan keberadaan istrinya, Bimo akhirnya memutar kembali tubuhnya.

"Nggak ada, 'kan?"  Masih dengan nada ketusnya. Frean jelas merasa kesal dengan Bimo yang dianggapnya membuang - buang waktu. "Bim, kita tuh--"

"Diem, Fre!" Bimo memotong ucapan Frean saat matanya menangkap keberadaan cincin pernikahannya dengan Elsa tergeletak di atas meja. Buru - buru Bimo berjalan mendekati meja tersebut untuk mengambil cincin yang semula selalu berada di jari manis sang istri.

"Cincin nikah lo sama Kak El, Bim?" tanya Frean saat melihat sebuah cincin berada di antara jari - jari Bimo.

Bimo tak menjawab, tangannya gemetar saat matanya memandang cincin tersebut. Berbagai asumsi buruk bermunculan di kepala, terlebih saat Bimo mengingat kata - kata terakhir yang dirinya ucapkan kepada Elsa mengenai anak yang ada di dalam kandungan Elsa.

Tak hanya itu, pikirannya semakin kacau karena melihat ada noda darah pada sprei yang terpasang pada brankar yang semula ditempati oleh Elsa. Tak banyak memang, tapi mampu membuat hati Bimo semakin diserang kegundahan.

Tanpa berlama - lama, Bimo kembali melesat pergi keluar dari ruang perawatan sang istri. Tujuannya hanya satu, segera menemukan istri dan tentu juga...anaknya.

***

"Kak El?" Nola segera bangkit dari tempat duduknya, kala siluet tubuh sang kakak ipar mulai terlihat samar - samar. Kakinya pun langsung melangkah mendekat, memastikan bahwa sosok yang berjalan tertatih itu benar - benar kakak iparnya.

"Elsa?" Sama seperti sang putri, Viani pun ikut beranjak dari tempat duduknya kala menyadari keberadaan sang menantu.

"Kak El kenapa bisa ada di sini?" Raut kepanikan jelas terpancar di wajah Nola. Dia langsung memapah Elsa yang berjalan tertatih.

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang