BAGIAN TIGA PULUH

969 146 67
                                    

Gimana part kemarin?

Bisa kita mulai lagi?

Ada yang kepo soal Frean?

Atau kepo soal Dipta?

Ah tetep aja kepo sama Bimo?

Hahah
Yuk marii

Jng lupa follow ig @ayinatiwi.story ya

***

"Udah puas lihatinnya?"

"Kak El!" kata Frean berteriak. Pemuda itu merasa terkejut karena kakaknya yang tiba - tiba muncul saat dirinya sedang memandangi wajah seseorang dari sebuah foto yang terpajang di dinding rumah mertua Elsa, "Lo ngagetin gue, tahu nggak?"

"Tahu kok." Elsa mengangguk santai, "Salah kamu sendiri, dari tadi Kakak panggil nggak nyaut - nyaut. Eh, ternyata lagi memandangi masa lalu?" Seperti biasa, Elsa kembali menjahili adiknya dengan membahas kisah percintaan adiknya yang harus kandas beberapa tahun silam.

Frean berdecak. "Puas banget lo ya lihat adiknya menderita?"

"Dih, negative thingking sama Kakak sendiri itu dosa loh," kata Elsa membela diri.

"Ngeledek adek sendiri yang belum move on jauh lebih dosa loh," balas Frean tak mau kalah.

Elsa menggeleng - gelengkan kepalanya, lalu menoleh ke arah sebuah bingkai foto yang ukurannya tak terlalu besar tapi tetap terlihat elegan. Dimana foto dua orang gadis dengan wajah nyaris serupa dalam balutan kebaya berwarna silver terpampang di dalamnya. Walaupun nyaris sama, tetap saja ada perbedaan pada kedua perempuan yang terlahir kembar dengan jarak waktu kelahiran lima menit itu.

Gadis yang terlahir lebih dulu memiliki mata bulat dengan warna lebih cenderung kecoklatan seperti sang ayah dan juga kakak laki - lakinya. Tak lupa sebuah lesung pipi di pipi bagian kirinya yang membuat gadis bernama lengkap Rinola Sezhia Rizaky itu terlihat lebih manis. Sementara adik kembarnya - Renala Sazhia Rizaky itu memiliki mata yang lebih kecil dengan bola mata berwarna hitam persis seperti ibunya. Rambutnya juga lebih ikal dibanding dengan kakaknya yang lurus. Jika Nola memiliki lesung pipi sebagai salah satu daya pikatnya, maka Nala memiliki satu gigi gingsul yang membuatnya semakin cantik kala tersenyum.

"Lebih cantik yang mana, Fre?"

Frean ikut mengangkat wajahnya. Kembali menatap dua orang gadis yang berpose saling bersisian itu. "Dua - duanya cantik," jawab Frean jujur. Frean tak ingin munafik jika keduanya memang sama - sama cantik.

Elsa melirik sekilas, lalu kembali menatap foto kedua adik iparnya itu. "Yang lebih menarik kalau gitu."

Kali ini Frean lebih dulu terkekeh sebelum menjawab pertanyaan sang kakak. "Dua - duanya menarik dengan kelebihan mereka masing - masing, Kak."

Elsa memutar bola matanya malas. Adiknya ini sungguh membuatnya gemas. Frean pasti sudah tahu maksud dari pertanyaannya, tapi sengaja bermain - main dengan dirinya.

"Kakak lagi nggak bercanda, Fre. Kakak nanya serius."

"Gue juga jawabnya serius. Nggak bercanda. Dua - duanya cantik. Dua - duanya punya pesona masing - masing yang berbeda satu sama lain--"

"Tapi cuma satu yang menarik hati kamu, 'kan?" potong Elsa dengan sebuah pertanyaan yang jatuh tepat pada sasaran. "Cuma ada satu nama 'kan yang bikin kamu masih belum bisa move on gini?"

Frean tersenyum kecut. Helaan napas kasar menunjukkan bahwa dirinya telah putus asa dengan nasib percintaannya.

"Lo kenal gue gimana 'kan, Kak? Di antara yang lain, lo yang paling tahu gue gimana. Menurut lo, gue bisa gitu mencintai dua orang bersamaan?" Frean menggeleng pelan. "Dari dulu sampai saat ini, cuma ada satu nama yang ada di hati gue. Dan lo tahu pasti siapa."

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang