46

405 50 13
                                    

Terkadang, Allah memisahkan dua orang insan yang saling jatuh cinta  hanya untuk dipertemukan kembali dalam versi terbaiknya.

*****

Kemal melihat kearah langit, cuaca hari ini sangat tidak memungkinkan dirinya untuk pulang ke Indonesia. Tapi mau bagaimana lagi, Aisyah sedang kritis sekarang. Dia membutuhkan sosok Keisya di sampingnya.

Dari kejauhan Keisya melihat Kemal yang duduk bersandar di sebuah pohon besar. Keisya tidak tau harus bersikap seperti apa saat berhadapan dengan Kemal.

Keisya berjalan mendekati Kemal dan membiarkan Kemal hanyut dalam lamunan nya. Seandai nya saja Rania masih hidup, dan tidak melakukan tindakan bodoh itu pasti semua akan baik-baik saja.

Keisya tidak masalah ditinggal nikah oleh Kemal, asalkan ia masih bisa melihat senyuman Kemal. Tapi sekarang jangankan senyuman, berada di dekat Kemal saja sudah membuat dirinya muak.

"Aku pernah jatuh cinta pada seseorang karna Iman dan Akhlak nya, tapi rasa itu pudar saat aku tau ia tak bisa mengendalikan emosinya  di kala ia marah."

Kalimat itu hanya terucap di dalam hati Keisya. Rasanya seperti mimpi, baru kemarin Keisya mengatakan menyukai Kemal, tapi sekarang? Ah sudahlah mengingat kejadian itu membuat dada Keisya semakin  sesak.

Kenapa semua orang tidak percaya pada dirinya? Kenapa semua orang seolah-olah menyalahkan keadaan nya? Apa mereka tidak pernah menyelidiki kasus itu selama tujuh tahun ini?

Hanya pertanyaan itu yang terputar di kepala Keisya selama ini. Setidak penting itukah dirinya? Jika dirinya tidak di anggap penting, lalu untuk apa ia repot-repot datang ke Indonesia. Aisyah saja tidak menganggapnya sebagai anak.

"Aku tidak bisa ikut pulang ke Indonesia."

Kemal menoleh ke sumber suara, ternyata disebelah nya sudah ada Keisya.

"Kamu harus ikut, saat ini Umi Aisyah membutuhkan kehadiran kamu Keisya Asma Wiranda."

Kemal menatap tajam Keisya, bagaimana bisa Keisya mengabaikan permintaan Umi nya.

Keisya tertawa miris. "Bagaimana aku bisa ikut, sedangkan kehadiranku tidak lagi kalian butuhkan."

Jawaban Keisya membuat Kemal bungkam. Ia tidak tau harus mengatakan apa.

"Tapi Umi Aisyah membutuhkan dirimu."

"DIA TIDAK BUTUH WANITA KURANG AJAR SEPERTI AKU KEMAL!" potong Keisya dengan mata yang memerah. Meskipun tertutup cadar, Kemal dapat melihat kemarahan dan penyesalan di mata itu.

"Dia tidak membutuhkan diriku." Keisya langsung terduduk di tanah, ia memegangi dada nya sesak. Rasa sakit di hatinya memang tidak sebanding dengan bentakan Aisyah. Tapi bentakan itu mampu merubah sikap Keisya.

Kemal menundukkan kepalanya. Menatap iba kearah Keisya.

"Umi butuh kamu Keisya, siapa yang bilang kalau kami tidak butuh kamu." kini suara Kemal melembut, tak pernah sekalipun ia berbicara selembut ini pada perempuan.

Keisya menghentikan tangisnya dan menatap Kemal, tapi justru saat menatap Kemal ia kembali terisak.

"Aku tidak bisa, sampaikan maaf ku pada Umi Aisyah." Keisya bangkit dari duduknya. Ia menghapus sisa air matanya dan meninggalkan Kemal sendirian disana.

"Tapi Saya harus membawamu pulang Keisya, semua orang membutuhkan dirimu."

Keisya tidak menoleh sama sekali, ia tidak butuh  rayuan seperti itu. Biarlah mereka menganggap Keisya jahat. Karna jika Keisya kembali ia akan menghancurkan hubungan keluarganya dan keluarga Kemal. Keisya tidak mau kejadian itu terulang lagi.

RINTIK TEMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang