RINTIK TEMU 2

1.4K 80 7
                                    

Hati yang bersih, berasal dari jiwa yang damai.

RINTIK  TEMU

Mobil sport keluaran terbaru berhenti di bangunan megah dan indah. Dengan desain yang dibuat sesederhana mungkin, di setiap dindingnya terdapat ukiran bunga mawar yang bisa membuat siapa saja terpesona.

Dengan gaya cool Dirga keluar dari mobil Sport, dia melepas kacamata hitamnya lalu mengajak Kemal masuk kedalam Pondok pesantren impiannya.

Seketika ingatan Kemal terputar kembali saat ia ingin bersekolah ditempat yang nyaman dan sederhana.

"Abi, nanti Kemal mau sekolah di tempat yang mampu membuat hati para pengunjungnya tenang dan terkesona."

Dirga menahan tawanya. Bagaimana tidak Kemal salah menyebutkan kata terkesona.

"Terpesona, Kemal. Bukan terkesona."

"Hehe, iya, itu maksudnya."

"Abi sudah mengurus keperluan kamu Kemal, jadi kamu baik-baik di pesantren, ya?" Dirga mengusap pucuk kepala putranya. Ia akan sangat merindukan tawa ria Kemal. 

Karna sibuk melamun Kemal sampai mengabaikan Dirga yang sudah berpamitan pulang. Dirga menatap Kemal lama, sampai di mana Dirga memeluk Kemal dan membisikkan sesuatu ke telinga Kemal.

"Bismillah, semoga pilihan Abi nggak salah ya, Nak. Semoga dengan belajar di sini kamu bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  Pinta Abi hanya satu, setelah kamu pulang nanti Abi mau kamu membawa hafalan sebagai hadiah untuk abi dan umi. Berapa juz pun itu Abi akan sangat bangga kepadamu. Maafkan, Abi, Nak. Abi sayang kamu." Dirga memeluk Kemal dengan erat, Kemal pun membalas pelukan Dirga dengan senang hati.

"Abi pulang, ya. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh hati-hati, Abi." Kemal melambaikan tangannya ke arah mobil Dirga yang sudah mulai melaju.

Setelah kepergian Dirga, barulah Kemal memasuki pondok impiannya dengan perasaan campur aduk. Kemal menelusuri satu per satu ruangan itu. Satu kata yang dapat Kemal katakan; Fabiayyi Ala irobbikuma tukadziban.(maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)

* * *


6 Tahun Kemudian

Suasana tampak ramai di pondok pesantren Nurul Hijrah. Para santri sibuk memakai jas kuning serta celana dasar hitam pekat.

Kemal sudah mempersiapkan mentalnya. Kemal pun tak menyangka bahwa dia akan segera lulus dari Pesantren ini. Banyak sekali pelajaran yang Kemal dapatkan dari Pesantren Nurul Hijrah. Terlebih lagi ilmu yang telah diberikan oleh para ustadz ustadznya.

"MasyaAllah, Kemal. Kamu ganteng banget," ledek pria yang baru saja tiba. Dia adalah teman dekat Kemal.

"Iya ganteng banget," tambah pria satunya.

"Makasih," ujar Kemal kemudian pergi meninggalkan kedua temannya.

"Kemal kok bisa gitu sih? singkat banget jawabnya," ucap Danu, sahabat Kemal waktu pertama kali masuk ke dalam pondok. Dan yang satunya adalah Adis, Adis adalah teman Kemal yang paling bawel, apalagi kalau tentang seorang perempuan. Pasti Adis yang menanggapi lebih dulu.

"Udah, Dis, biarin aja. Kali aja tuh Kemal Pms."

"Iya juga sih." Adis menggaruk garuk tekuknya yang tak gatal, dia jadi bingung sendiri sekarang.

RINTIK TEMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang