42

383 43 2
                                    

"Gue benci! Kenapa?! Kenapa semua orang nggak percaya sama gue?! Kenapa? Bener, jadi orang baik emang nggak enak, mulai sekarang gue bakalan jadi orang jahat! Setelah ini kalian bakalan liat sisi jahat gue."

Keisya pergi meninggalkan semua keluarga nya, termasuk Kemal, selama ini Keisya sudah cukup sabar dengan sifat Kemal namun apa yang dia dapat? Kata-kata Murahan keluar begitu saja dari bibir mungilnya.

"Cih, bulshit semua lo." desis Keisya pelan.

Kini Keisya berada diluar rumah sakit, ia menertawakan dirinya sendiri. Ingin menangis pun rasanya tidak bisa, ia sudah kehabisan air mata.

Selama ini Keisya sudah belajar untuk menjadi lebih baik, namun apa? Orang-orang malah tidak mempercayai dirinya, bahkan mereka mengatakan Keisya hanya pencitraan saja. Padahal, jauh dilubuk hatinya Keisya ingin berubah sepenuhnya. Ia ingin merubah tingkah laku dirinya. Ia ingin merubah kelakuan buruk nya.

Tapi apa? Setelah susah payah Keisya berjuang untuk berubah, orang-orang malah mencaci dan mencampakkan dirinya. Bahkan Aisyah---Bunda Keisya yang sudah ia anggap sebagai Ibu kandungnya sendiri pun tidak percaya pada dirinya.

Bunda yang selalu berkata lemah lembut kini berkata kasar pada dirinya. Kata-kata yang tadinya Aisyah gunakan untuk memuji Keisya kini berubah menjadi cacian yang aman menyakitkan.

"Kamu!! Bunda benar-benar kecewa sama kamu Asma. Bunda tidak pernah mengajarkan kamu untuk menjadi seorang wanita murahan, sayang. Sejak kapan kamu begini?!" Tanya Aisyah dengan mata yang berkaca-kaca, terlihat sorot kekecewaan disana.

Keisya terdiam, Murahan? Serendah itukah dirinya dihadapan semua orang?

"Bun, bunda harus percaya---"

"Cukup!! Bunda nggak mau denger apapun lagi! Mulai sekarang aku bukan Orang tuamu! Aku bukan ibu kandungmu! Dan aku juga tidak pernah melahirkan seorang anak Perempuan yang kelakuan tidak mencermikan seorang Muslimah sama sekali!" Aisyah menjeda kalimatnya. Ia menutup matanya rapat-rapat.

"Mulai sekarang kamu jangan pernah panggil saya dengan sebutan Bunda, saya tidak sudi punya anak seperti kamu! Pergi kamu dari sini! Pergi!"

Keisya menatap Aisyah tidak percaya, apa dia adalah Aisyah? Bunda yang selalu menasihatinya? Bunda yang selalu berkata lembut kini mencaci Keisya habis habisan. Bahkan Aisyah tidak mengakui Keisya anaknya.

Keisya melirik kearah Wildan, Wildanpun sama, ia enggan menatap mata Keisya. Padahal, jujur atau tidaknya seseorang bisa dilihat dari gerakan matanya.

Keisya tertawa miris, ia beralih menatap Kemal. Kemal pun sama, Keisya mendekat kearah Kemal.

"Kak---"

"Hentikan! Jangan pernah panggil saya dengan sebutan itu!"

"Kenapa? Apa kamu juga malu? Dengar---"

"Tidak ada yang perlu saya dengar! Kamu telah merusak pernikahan saya! Kamu seorang pembunuh! Benar kata Umi Aisyah, Kamu adalah Wanita murahan, bahkan dirimu tidak ada harganya lagi dimata saya. Lelaki mana yang mau menikahi wanita kotor seperti dirimu?"

Plakkk

Keisya menampar pipi Kemal dengan sangat keras. Kemal menatap Keisya dengan sorot tajam.

"Dengar Kemal alaydrus yang terhormat, Mulai detik ini, saat ini, dan sampai seterusnya, saya berhenti untuk mencintai Anda," Seketika Kemal terdiam, matanya menyiratkan keterkejutan. "dengan berat hati saya mengatakan, saya menyesal telah menjatuhkan hati saya pada anda. Permisi."

RINTIK TEMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang